Keluaran 33:12-23
Kesempatan yang didapatkan oleh Musa, bertemu muka dengan muka bersama Tuhan, digunakan untuk memohon kepada Tuhan supaya Tuhan tetap menyertainya dan menyertai bangsa Israel. Seolah-olah Musa ingin yang menyertai mereka bukan hanya malaikat, tetapi Tuhan secara langsung. Musa meminta kasih karunia dari Tuhan. Musa sudah mengenal Tuhan. Jika Musa sudah mendapatkan kasih karunia dari Tuhan, maka Musa memohon supaya Tuhan mau bersama-sama dengan bangsa Israel.
Dengan permohonan Musa itu, maka Tuhan menjawab bahwa Ia sendiri yang akan membimbing Musa dan memberi ketenteraman kepada Musa. Tuhan mengabulkan permohonan Musa. Musa meminta bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk pelayanan serta pekerjaan Tuhan. Musa selalu mendasarkan permohonannya dengan alasan umat Tuhan, yang sudah dibawa keluar dari tanah Mesir. Musa memposisikan diri sebagai orang yang bekerja bagi Tuhan. Musa hanyalah utusan Tuhan bagi umat Israel.
Sebagai orang percaya, seharusnya kita juga menyertakan Tuhan dalam setiap rencana kita. Kita pun mendapatkan kasih karunia dari Tuhan, sehingga kita pun dihitung sebagai umat pilihan-Nya. Kita juga perlu memiliki hati seperti Musa, merindukan kehadiran Tuhan setiap saat dalam hidup dan langkah kita. Di ayat 15, Musa berkata, “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.” Karena Tuhan mau bersama-sama dengan bangsa Israel, maka umat Israel bisa dibedakan dari semua bangsa yang ada di muka bumi ini.
Pada waktu itu Musa sangat dekat dengan Tuhan, jauh lebih dekat daripada orang lain. Musa sudah melihat Yehova dalam diri Yesus Kristus sebelum menjadi manusia. Sekali saja seseorang mengenal Tuhan dan merasakan kehadiran serta kemuliaan Tuhan, maka ia akan terus menginginkan kehadiran Tuhan itu di dalam dirinya. Meskipun Musa sudah berbicara muka dengan muka bersama Tuhan, tetapi Musa masih ingin terus melihat dan merasakan kemuliaan Tuhan. Sebenarnya keinginan Musa ini merupakan kemustahilan.
Di dalam Wahyu 1:16 dikatakan bahwa wajah Tuhan bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Tidak seorang pun sanggup untuk memandang matahari yang sedang terik. Ketika Tuhan Yesus datang baik sebelum menjadi manusia maupun setelah menjadi manusia, Tuhan tidak menggunakan seluruh kemuliaan-Nya. Ketika Musa menginginkan untuk melihat kemuliaan Tuhan secara penuh, Tuhan berkata kepadanya bahwa Musa tidak akan tahan memandang wajah Tuhan. Tidak ada orang yang memandang Tuhan dapat hidup.
Meskipun demikian, Tuhan menyatakan satu hal kepada Musa. Ia akan memperlihatkan seluruh kemuliaan-Nya, tetapi Musa tidak diperbolehkan melihat-Nya dari depan. Musa akan ditempatkan dalam lekuk gunung, ditudungi dengan tangan Tuhan dan Tuhan akan berjalan lewat. Musa bisa melihat sedikit dari bentuk kemuliaan Tuhan. Musa mendapatkan perlakuan yang istimewa dari Tuhan.
Views: 24