Meja Roti dan Kandil (Jelajah PL 331)

Keluaran 25:23-40

Ibadah simbolik dengan cara menyembelih domba merupakan lambang yang perlu dilakukan, sampai Yesus Kristus yang diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, dimatikan dengan cara disalib. Di dalam Ibrani 9:11-12 dikatakan, “Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, – artinya yang tidak termasuk ciptaan ini –  dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.”

Musa membuat Kemah Pertemuan itu dengan contoh yang telah dilihat. Melalui kitab Ibrani 9, kita tahu bahwa contoh itu ada di Surga. Yesus Kristus datang dari Surga yang merupakan hakikat, sedangkan Kemah Pertemuan yang dibuat oleh Musa adalah simbolnya. Yesus Kristus kembali ke Surga sebagai Imam Besar, membawa darah-Nya sendiri, bukan membawa darah domba jantan atau darah anak lembu. Tutup Pendamaian itu benar-benar melambangkan hadirat Tuhan.

Perabot selanjutnya adalah meja roti sajian. Meja ini ditaruh di ruang kudus. Antara ruang maha kudus dengan ruang kudus, dipisahkan oleh tirai atau tabir. Meja ini dibuat untuk meletakkan roti yang akan selalu ada di hadapan Tuhan. Setiap pagi akan ditaruh roti di sana dan pada waktu sore, roti itu akan diambil untuk digantikan dengan roti yang baru. Roti ini yang pernah dimakan oleh Daud dan orang-orang yang menyertainya. Pada waktu itu dia lari dari Saul dan datang kepada imam serta minta roti.

Roti ini melambangkan Yesus Kristus. Bagi bangsa Israel, roti merupakan makanan pokok. Jika tidak ada roti, diibaratkan mereka tidak bisa hidup. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa manusia tidak hanya hidup dari roti saja. Perkataan Yesus ini terkesan aneh bagi orang-orang Israel pada waktu itu, karena mereka sangat bergantung pada roti untuk menjadi makanan pokok. Manusia rohani bisa mencerna semua ini, karena Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah roti hidup yang turun dari Surga. Tuhan Yesus adalah manna itu.

Perabot selanjutnya adalah kandil atau menorah. Fungsi dari perabot ini adalah sebagai alat penerang. Kandil ini dibuat bercabang-cabang, sehingga setiap cabangnya bisa menyala. Gambaran saat ini, seperti tempat lilin. Gambaran kandil ini bercabang enam. Tiga cabang di sisi kiri dan tiga cabang di sisi kanan. Gambaran fisik dari kandil ini tidak terlalu jelas, sehingga banyak sekali penjelasan yang berbeda-beda mengenai perabot ini. Tuhan hanya memberi gambaran kepada Musa dan orang-orang Israel pada waktu itu yang bisa melihat perabot ini secara langsung.

Perabot ini menyimbolkan terang. Di tempat Tuhan berada, di situ ada terang. Kandil emas ini harus terus bersinar. Terang itu harus terus ada. Sebagai orang percaya, kita juga menjadi terang. Ketika gereja sudah kehilangan Injil yang benar, maka ia telah kehilangan terang Tuhan itu.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top