Keluaran 25:16-22
Tabut Perjanjian itu diberi tutup dengan nama tutup pendamaian. Tutup pendamaian ini dibuat dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Untuk membuat tutup ini tentu sangat mahal. Lebih daripada itu, makna simbolis yang terkandung di dalamnya pasti nilainya lebih mahal dari harga materi. Di atas tutup itu, dibuatlah gambaran dua kerub yang saling berhadapan dengan sayapnya saling menyentuh.
Kerub adalah salah satu jenis malaikat. Kerub ini menjadi malaikat yang dekat dengan Tuhan dan tugasnya adalah berjaga-jaga. Kerub ini menjaga tempat-tempat tertentu, supaya manusia tidak bisa masuk ke tempat yang dijaga itu. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden. Setelah itu Tuhan menempatkan kerub dengan pedang yang menyala-nyala, untuk menjaga supaya Adam dan Hawa tidak kembali ke taman Eden, untuk memakan buah dari pohon kehidupan.
Di dalam Yehezkiel 28:14 dst, kerub disebutkan sebagai jenis malaikat yang berjaga-jaga dan memiliki tempat dekat dengan Tuhan. Kerub memiliki posisi yang sangat tinggi di antara malaikat lain. Bahkan Lucifer merupakan salah satu dari golongan kerub ini. Lucifer adalah kerub yang jatuh. Musa tahu bentuk dari kerub itu, karena ditunjukkan oleh Tuhan. Tutup pendamaian ini melambangkan hadirat Tuhan yang sangat dekat, karena disimbolkan dengan kerub. Tuhan berkata bahwa di atas tutup pendamaian itu, Tuhan akan bertemu dengan bangsa Israel.
Ketika Tuhan nanti akan berbicara kepada Musa atau Imam Besar, maka Ia akan berbicara dari antara kedua kerub yang ada di tutup pendamaian itu. Simbol dan lambang ini akan dijelaskan lagi lebih detail di dalam Imamat. Di dalam Imamat 16, terdapat gambaran dari tugas-tugas Imam Besar. Imam Besar diperbolehkan untuk masuk ke ruang maha kudus, yang dibatasi oleh tirai, satu kali dalam satu tahun. Dengan masuk ke ruang maha kudus, maka Imam Besar itu sedang berhadapan muka dengan Tabut Perjanjian.
Pada saat itu, Imam Besar harus sangat berhati-hati. Imam Besar juga tidak bebas untuk keluar masuk ruang maha kudus. Jika tidak sesuai dengan peraturan, maka Imam Besar itu juga akan mati. Satu tahun sekali, setelah Imam Besar menyembelih lembu atau domba, untuk mendamaikan dosa umat dan dosa dirinya sendiri, Imam Besar diperbolehkan masuk ke ruang maha kudus dan memercikkan darah ke atas tutup pendamaian itu. Ritual ini melambangkan bahwa untuk penebusan dosa, harus ada korban dan darah.
Darah itu harus diperlihatkan kepada Tuhan, karena upah dosa adalah maut. Harus ada yang mati karena dosa itu. Ini merupakan inti dari jalan keselamatan. Tanpa penumpahan darah, tidak akan pernah ada pengampunan dosa. Tuhan itu adil. Ia tidak mau mengubah hukum-Nya sendiri. Ia menjaga konsistensi dan hakikat-Nya. Ketika manusia berdosa, maka mereka harus dihukum dengan hukuman mati. Darah melambangkan kehidupan. Karena itulah, ibadah simbolik yang dilakukan oleh bangsa Israel adalah menyembelih domba untuk melambangkan kematian atas dosa.
Views: 24