Kemah Suci (Jelajah PL 332)

Keluaran 26:1-37

Di pasal ini, Tuhan memberikan detail pembangunan Kemah Suci. Kemah ini menjadi tempat semua perabot ditaruh. Kemah Suci ini juga tempat para imam akan melayani. Kemah ini tempat Tuhan akan bertemu dengan Musa dan orang-orang Israel. Imam akan menghadap kepada Tuhan untuk mewakili bangsa Israel. Kemah Suci menjadi pusat penyembahan orang Israel pada zaman itu. Pada saat itu memang masih dalam bentuk kemah, karena bangsa Israel masih dalam perjalanan di padang gurun. Kemah ini bisa dipindah-pindah sesuai dengan perjalanan bangsa Israel.

Setelah bangsa Israel menetap di tanah Kanaan, di zaman raja Salomo, barulah didirikan sebuah rumah bagi Tuhan, yang disebut Bait Suci. Bait Suci memiliki ciri dan spesifikasi yang hampir sama dengan kemah yang didirikan oleh Musa. Kemah ini dibuat dari sepuluh tenda yang terbuat dari kain lenan halus. Muncul juga istilah sosok, sebagai alat kait. Sepuluh tenda itu akan dihubungkan dengan sosok. Tenda itu ditutup dengan atap dari bulu kambing. Memang di tempat itu akan ada banyak sekali kambing domba yang disembelih sebagai korban.

Dari catatan ini, kita akan sulit membayangkan bentuk dari Kemah Suci ini. Tetapi Tuhan mencatatkan semua ini bukan untuk kita dan tidak memberi perintah kepada kita untuk membuat Kemah Suci. Catatan ini sebagai gambaran umum bagi kita. Gambaran yang jelas telah diperoleh oleh Musa, sehingga Musa bisa membangun Kemah Suci ini sesuai dengan petunjuk Tuhan. Musa memiliki model atau contoh yang bisa ditiru.

Di dalam Ibrani 8:1-2 dikatakan, “Inti dari segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di Surga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” Kemah yang dibuat oleh Musa bukanlah kemah yang sejati. Kemah itu adalah simbol kemah sejati yang ada di Surga.

Kain-kain yang dipakai untuk kemah itu juga memiliki lambang tertentu. Misalnya, kain kirmizi, melambangkan pencurahan darah. Kain ungu muda melambangkan keagungan. Kemah Suci ini memang harus memiliki gambaran keagungan, karena Tuhan akan datang ke tempat itu.

Kemah Suci diperkuat dengan kayu-kayu tertentu. Kayu papan itu bisa disambung-sambung. Kayu papan ini mengelilingi Kemah Suci. Ada juga bagian-bagian tertentu yang disalut dengan emas. Bagian kayu sering dikaitkan atau disalut dengan emas. Kemah Suci ini dibangun dengan menghadap ke timur. Tuhan menubuatkan bahwa Ia akan masuk ke Kemah Suci dari sebelah timur, sebagaimana matahari yang terbit dari timur.

Ada tabir yang harus dibuat, untuk memisahkan antara ruang maha kudus dengan ruang kudus. Ruang kudus akan memiliki luas dua kali lebih besar dari ruang maha kudus. Tabir itu besar dan berat, ingin menunjukkan adanya keterpisahan antara Tuhan yang maha kudus dengan dunia luar. Tuhan ingin supaya manusia menyadari bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tidak bisa dengan mudah untuk datang kepada Tuhan.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top