Keluaran 34:2-7
Musa kembali bertemu langsung dengan Tuhan. Ia naik ke atas gunung Sinai. Ketika Tuhan berada di suatu tempat, maka tempat itu menjadi tempat yang spesial. Gunung Sinai menjadi tempat yang istimewa. Bahkan Tuhan berkata bahwa binatang pun tidak diperbolehkan naik ke atas gunung itu. Dari peristiwa ini Tuhan ingin mengajarkan bahwa ada jarak antara Tuhan yang maha kudus dengan dunia yang sudah penuh dengan dosa ini. Jika ada yang naik ke gunung itu, maka ia akan mati. Tuhan terpisah dengan manusia yang berdosa.
Di dalam peristiwa ini juga ada pengharapan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Musa menjadi gambaran pengharapan. Musa bisa datang dan mendekati Tuhan yang maha kudus itu. Artinya, ada cara bagi manusia untuk mendekati Tuhan. Cara itu akan Tuhan lakukan dan selesaikan, sekitar seribu lima ratus tahun kemudian setelah Musa. Di kayu salib, di bukit Golgota, Tuhan Yesus menjadi pengantara. Ia membuka dan membelah tabir Bait Suci, sehingga antara Tuhan yang maha kudus dengan manusia, ada jalan masuk melalui Yesus Kristus.
Ketika Musa naik ke atas gunung Sinai, turunlah Tuhan dalam awan. Yang turun menemui Musa adalah Yesus Kristus sendiri. Ia menyerukan nama Tuhan bagi Musa. Nama Yehova adalah nama kekal, yang dijelaskan sebagai Aku Adalah Aku. Tuhan tidak pernah berubah, dari awal sampai kekal. Nama menjadi identitas bagi seseorang, termasuk bagi Tuhan. Nama menyatakan keseluruhan pribadi dari seseorang. Ketika Tuhan menyatakan Diri-Nya dalam berbagai nama kepada Musa dan kepada orang Israel, Tuhan sedang menyatakan dan memperkenalkan Pribadi-Nya.
Ketika Tuhan berjalan dari depan Musa, Ia menyerukan nama-Nya dengan menyebutkan sifat-sifat-Nya, yaitu: penyayang, pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan setia-Nya. Di satu sisi Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi di sisi lain, Ia tidak akan sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman dan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat (ayat 7).
Tuhan akan memberikan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang mau percaya kepada-Nya, yang mau menerima pengampunan dosa. Dosa harus diselesaikan. Di satu sisi Tuhan mengasihi manusia, tetapi di sisi lain Ia juga maha adil. Tuhan tidak akan membebaskan orang bersalah dari hukuman. Orang yang bersalah harus dihukum. Saat ini, lebih banyak orang yang hanya melihat sifat Tuhan dari satu sisi saja, yaitu maha kasih saja. Kita harus melihat sifat Tuhan seutuhnya dan seimbang.
Dalam hal ini, Tuhan menyediakan jalan dan solusi. Tuhan tetap mengasihi dan tetap berlaku adil. Ia menyatakan kasih-Nya tetapi juga menjalankan hukum. Jalan atau solusi yang disediakan, Ia sendiri yang akan berkorban. Sebagai Hakim, Tuhan tetap menjatuhkan hukuman itu kepada orang berdosa. Sebagai Tuhan yang maha kasih, Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menggantikan penghukuman atas dosa.
Manusia memiliki kebebasan untuk menerima pengampunan ini atau tidak. Tuhan sudah menyediakan solusinya, manusia tinggal menerimanya. Cara untuk menerima pengampuan itu adalah dengan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Jika Yesus Kristus sudah menggantikan kita mati, maka kita harus menggantikan Dia hidup, yaitu hidup yang seturut dengan kehendak-Nya.
Views: 29