Lukas 16:10-12
(10) Siapa yang setia dalam hal kecil, setia juga dalam hal besar. Siapa yang tidak benar dalam hal kecil, tidak benar juga dalam hal besar.
(11) Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
(12) Jikalau kamu tidak setia mengenai harta orang lain, siapakah yang akan memberikan hartamu sendiri kepadamu?
Selain kasih, kesetiaan merupakan nilai yang sangat penting di dalam kehidupan orang percaya. Kesetiaan bisa dilakukan dalam banyak hal. Kali ini, kita akan mendalami kesetiaan dalam pelayanan kepada Tuhan. Di ayat yang sudah kita baca, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kesetiaan dalam perkara kecil merupakan syarat, sebelum dieprcayakan hal-hal yang lebih besar. Kesetiaan akan dilatih dari hal-hal yang kecil dan diuji dengan waktu. Memang penting untuk mengevaluasi setiap langkah hidup kita, sehingga kita bisa melihat dengan jelas semua perkembangan dari kesetiaan kita.
Tuhan melihat cara kita mengelola semua hal yang kecil, sebelum kita dipercaya untuk mengelola hal yang lebih besar. Bahkan Tuhan menekankan bahwa kesetiaan dalam perkara kecil itu juga sangat penting. Dari hal-hal kecil itulah kita belajar, maju atau mundur, berhasil atau gagal, mencari strategi yang baik untuk berkembang. Kesetiaan pada akhirnya akan diimbangi dengan konsistensi dan hasil.
Ketika Tuhan mengajarkan seseorang untuk setia dalam perkara kecil, artinya Tuhan tidak langsung memercayakan sesuatu yang besar, jika kita belum didapati setia dalam hal-hal yang kecil. Banyak orang ingin melakukan sesuatu yang besar bagi pelayanan dan bagi Tuhan, tetapi seringkali mengabaikan hal-hal kecil yang dipercayakan kepada mereka. Di dalam kisah Perjanjian Lama kita diingatkan dengan Daud, yang pada waktu itu menjadi seorang gembala, sebelum ia diangkat dan diurapi menjadi raja. Kesetiaannya dalam menjaga domba-domba ayahnya menunjukkan bahwa ia layak untuk menerima tanggung jawab yang besar.
Kita bisa membacanya di dalam 1 Samuel 16:11-13:
(11) Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya, “Masih ada yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah orang menjemput dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke sini.”
(12) Kemudian Isai menyuruh orang untuk menjemput dia. Pipinya kemerah-merahan, matanya indah dan tampan kelihatannya. Lalu TUHAN berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia!”
(13) Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di antara saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya Roh TUHAN menguasai Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Kita juga harus menyadari bahwa Tuhan mengamati dan memperhatikan cara kita mengelola hal-hal atau berkat kecil. Di ayat 11 Tuhan Yesus mengatakan bahwa jika seseorang tidak setia dalam hal kekayaan duniawi (Mamon), maka ia tidak akan diberi kepercayaan dengan hal-hal yang besar dari Tuhan. Tuhan ternyata memperhatikan kita pada saat mengelola berkat kecil, sebelum memberikan kepercayaan yang lebih besar. Sebenarnya tidak hanya Tuhan, bahkan dalam hidup kita sehari-hari, prinsip ini pun umum terjadi. Hal-hal yang bisa kita kelola, antara lain: uang, harta, waktu, kemampuan atau potensi, kesehatan, dll.
Tuhan tidak hanya mencari orang yang berbakat atau berpotensi. Tuhan mencari orang yang setia. Kesetiaan menjadi bukti bahwa seseorang dapat dipercaya untuk mengelola hal yang lebih besar. Matius 25:21 mencatat, “Kata tuannya itu kepadanya: Bagus, hai hambaku yang baik dan setia! Engkau telah setia dalam hal kecil; aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah ke dalam sukacita tuanmu.”
Karena itu, sebaiknya kita tidak menganggap remeh tugas yang nampaknya kecil atau sepele. Kita bisa belajar untuk setia dalam pelayanan, pekerjaan, relasi dengan sesama, keluarga dan kehidupan pribadi.
Views: 3