Dipersiapkan Sejak Awal (Jelajah PL 238)

Keluaran 6:27-29

Musa adalah orang yang sudah dipersiapkan oleh Tuhan sejak masa mudanya, untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Ketika Tuhan ingin memakai seseorang, Ia mempersiapkan orang tersebut bahkan sejak dari dalam kandungan. Kepada Yeremia Tuhan juga menyatakan bahwa Ia mengenal Yeremia sebelum dikandung oleh ibunya. Tuhan yang telah membentuk Yeremia. Musa juga telah dipersiapkan sedemikian rupa, sehingga ia nanti yang akan membawakan hukum Taurat kepada bangsa Israel. Pendidikan yang terbaik juga telah diberikan kepada Musa, baik pendidikan di Mesir maupun di padang gurun.

Akhirnya saat ini tiba saatnya bagi Musa untuk memimpin bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir. Tuhan memerintahkan Musa ke Mesir, menuntut kepada Firaun untuk membiarkan bangsa Israel beribadah kepada Tuhan, tiga hari perjalanan jauhnya di padang gurun. Pada awalnya, bangsa Israel sangat senang ketika mendengar perkataan Musa. Mereka memiliki pengharapan untuk mendapatkan kebebasan dari perbudakan. Tetapi ternyata Firaun tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Justru Firaun memperberat perbudakan mereka, menyuruh orang Israel untuk bekerja lebih keras lagi.

Mereka dipaksa untuk membuat batu bata dengan jumlah yang sama, tetapi tidak disediakan jerami. Akhirnya orang Israel kehilangan pengharapan. Mereka pada akhirnya menyalahkan Musa dan Harun. Mereka menganggap bahwa Musa dan Harun telah membuat orang Israel semakin menderita. Musa dan Harun pun menjadi tawar hati. Karena itu, Tuhan menguatkan mereka kembali. Tuhan kembali menyatakan Diri-Nya kepada Musa. Musa masih tidak bisa merespon Tuhan secara positif. Musa masih merasa lemah, sehingga Tuhan terus memberi kekuatan kepada Musa.

Musa kembali memberikan alasan kepada Tuhan. Ia tetap mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang yang tidak petah lidah. Ini adalah salah satu alasan yang pernah disampaikan oleh Musa, pada saat Tuhan memanggil Musa di padang gurun. Ia merasa tidak bisa berkata-kata dengan lancar, tidak fasih untuk berkata-kata. Tetapi dalam kenyataanya, Ia justru fasih untuk berbantah-bantahan dengan Tuhan. Ia lancar sekali untuk mencari alasan dan mengemukakan semua itu di hadapan Tuhan.

Seringkali kita pun melakukan hal yang sama. Ada banyak orang yang lebih sering mencari alasan daripada harus menerima tugas yang berat bagi dirinya. Ada yang mengatakan tidak pandai berbicara, tetapi bisa terus berbantah-bantahan dengan orang. Ketika Tuhan memanggil kita dan Ia ingin kita bekerja bagi-Nya, lebih baik kita menerimanya dengan penuh ucapan syukur.

Musa melupakan satu hal yang cukup penting. Ketika ia mulai mencari alasan untuk menghindar dari panggilan Tuhan, ia lupa bahwa tingkat keberhasilan panggilan pelayanan itu tidak terletak pada dirinya sendiri. Keberhasilan Musa tidak bergantung pada potensi dan kehebatan Musa saja. Yang lebih utama adalah kemauan, bukan kemampuan. Kemampuan bisa ditingkatkan sedemikian rupa, setelah ada kemauan.

Views: 40

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top