Melakukan Hal Yang Berguna (Jelajah PB 895)

Titus 3:2-9

Setiap orang diberi nasihat untuk taat dan tunduk kepada pemerintah. Setiap orang atau warga negara tidak boleh memfitnah dan tidak bertengkar. Sebaiknya kita selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Jika semua orang di dunia ini mengikuti nasihat rasul Paulus, maka kondisi dunia ini akan damai sejahtera. Orang Kristen yang lahir baru adalah orang yang perlu dicontoh di muka bumi ini. Kita sebagai orang percaya memiliki tanggungjawab untuk memberi teladan yang baik bagi semua orang.

Paulus mengingatkan kepada kita bahwa dulu mungkin kita telah hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji dan saling membenci. Jika kita sudah bertobat, seharusnya kita sadar bahwa Tuhan Yesus telah menggantikan kita untuk dihukumkan, karena telah melakukan semua hal yang jahat tersebut. Sekarang seharusnya hidup kita memuliakan Dia. Tuhan telah murah hati dan sangat mengasihi manusia yang berdosa. Karena itulah Dia menyelamatkan kita. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena anugerah yang kita dapatkan dari Tuhan yang maha pengasih.

Dilahirkan kembali sama artinya bahwa kita dibersihkan seperti semula, dibersihkan dari segala yang jahat. Kita juga dibersihkan dari tuntutan dosa. Kita diperbaharui oleh pekerjaan Roh Kudus yang masuk ke dalam hati kita, ketika kita menyatakan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Kita akhirnya mendapatkan hidup baru dari kelahiran baru. Kita adalah orang yang sudah dibenarkan oleh kasih karunia-Nya dan berhak menerima hidup kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

Paulus ingin supaya Titus benar-benar memahami pengajaran yang disampaikan oleh Paulus ini. Diharapkan Titus bisa menguatkan orang lain melalui pengajaran ini. Pada akhirnya, semua yang sudah percaya kepada Yesus Kristus sungguh-sungguh berusaha untuk melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.

Beberapa hal yang perlu dihindari, antara lain: persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat. Kita tidak dilarang untuk berbeda pendapat atau berargumentasi yang berbeda, tetapi seharusnya dilakukan dengan cara yang santun, bukan menimbulkan percekcokan atau pertengkaran. Kita perlu mempertanggungjawabkan apa yang kita percaya, apa yang kita yakini, iman kita. Jika ada orang yang mempertanyakan iman kita, kita bisa menjawabnya dengan baik dan tepat, sesuai dengan semua yang telah kita pelajari.

Saat itu Paulus sering bertemu dengan kaum Ebionit, yaitu orang-orang Kristen yang mencampuradukkan iman kekristenan dengan tradisi Yudaisme. Mereka ingin mencampurkan pengajaran Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Mereka tidak mau belajar tentang peralihan dari ibadah simbolik kepada ibadah hakikat, bahkan sampai saat ini. Pertengkaran mengenai hukum Taurat tidak berguna dan sia-sia belaka. Jika orang tersebut tidak mau belajar dan mengerti, maka sampai kapan pun tidak akan bisa diajar hal yang benar.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top