Menyimpang Dari Iman (Jelajah PB 861)

1 Timotius 6:12-21

Setiap kita yang sudah percaya kepada Yesus pasti diselamatkan, asal kita tetap berpegang teguh pada keyakinan iman kita yang semula kepada Tuhan. Bertekun dalam iman bukan perbuatan, tetapi tetap dalam pola pikir yang baru, pola pikir sebagai orang percaya. Setiap orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus harus membuat pengakuan iman atau ikrar iman di hadapan para saksi. Biasa yang menyaksikan pengakuan iman kita adalah sesama orang percaya (di hadapan jemaat), yang percaya kepada Yesus lebih dulu daripada kita. Pengakuan yang pernah kita sampaikan itulah yang harus dipegang teguh. Itu adalah pengakuan iman yang telah kita nyatakan di hadapan Tuhan dan manusia.

Tuhan Yesus sendiri pernah berikrar di hadapan Pontius Pilatus. Paulus juga memperingatkan supaya Timotius juga benar-benar memegang teguh ikrar yang telah ia sampaikan. Timotius juga harus memegang teguh janji pelayanannya di dalam jemaat. Kita harus menuruti perintah itu dengan tidak bercacat dan tidak bercela hingga pada saat Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya. Saat itu telah ditentukan oleh Bapa di surga. Yesus menjadi Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan. Yesus Kristus adalah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut. Tuhan bersemayam di dalam terang yang tidak terhampiri. Mustahil manusia berdosa dapat menghampiri Bapa di surga, meskipun mungkin dosanya ringan atau sedikit. Karena itulah dosa harus diselesaikan, supaya kita bisa menghampiri Bapa di dalam Yesus Kristus. Dosa telah diselesaikan melalui penghukuman. Itu sebabnya Yesus datang dan dihukumkan di atas kayu salib.

Paulus memberi nasihat kepada Timotius untuk memperingatkan orang-orang kaya, supaya mereka tidak tinggi hati dan tidak berharap pada sesuatu yang tidak tentu, seperti kekayaan. Yang sering terjadi pada orang kaya adalah terlalu percaya diri. Mereka terlalu percaya kepada kekuatan harta yang mereka miliki. Padahal harta itu adalah sesuatu yang tidak tetap dan tidak pasti, bisa datang dan pergi kapan pun juga. Seharusnya kita tidak menaruh pengharapan dan keamanan kita terhadap harta duniawi.

Kita diajarkan dan disadarkan bahwa kita bisa mengumpulkan harta di surga. Karena itu, ketika nanti orang percaya masuk surga, kondisinya akan berbeda satu dengan yang lain. Setiap orang percaya memiliki kemuliaan yang berbeda, sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya di dunia pada saat ia telah percaya kepada Yesus Kristus. Di dalam Wahyu 14:13 jelas dikatakan, “Dan aku mendengar suara dari surga berkata: Tuliskanlah: Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. Sungguh, kata Roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Karena itu, kita harus bergiat dan bersemangat untuk mengisi hidup kita yang sudah dimerdekakan oleh Tuhan, dengan pelayanan yang bisa kita lakukan semaksimal mungkin.

Timotius dan kita semua mendapat tugas untuk memelihara kemurnian berita Injil. Kita harus menghindari omongan yang kosong dan tidak suci dan pertentangan-pertentangan dari apa yang disebut pengetahuan. Dalam hal ini kita harus memiliki hikmat, supaya pengajaran kita tetap terjaga murni. Pada waktu itu ada beberapa orang yang telah menyimpang dari iman. Menyimpang dari iman bukan sekedar berbuat dosa, tetapi mereka telah keluar dari iman percaya kepada Yesus Kristus. Mereka mungkin masih mengaku sebagai Kristen, tetapi pola pikir mereka sangat berbeda dengan Injil.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top