Cinta Uang Akar Kejahatan (Jelajah PB 860)

1 Timotius 6:7-12

Jika kita sadar akan hidup kita, sebenarnya apa yang kita punya sudah lebih dari cukup. Paulus sendiri mengatakan di ayat 8 bahwa, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” Kita tidak membawa apa-apa pada saat datang ke dunia ini. Akhirnya nanti pun kita tidak membawa apa-apa ketika meninggalkan dunia ini. Rasa cukup penting bagi kita sebagai orang Kristen, karena akan membuat kita bersyukur kepada Tuhan. Rasa cukup dan ucapan syukur itulah yang membuat kita memiliki hidup yang damai dan tenteram.

Ada orang-orang yang menginginkan kekayaan dan itulah yang membuat mereka terjatuh dalam pencobaan. Keinginan untuk kaya seringkali membawa kita untuk lebih susah. Orang yang memiliki keinginan untuk kaya, akan melakukan segala cara. Kekayaan yang didapatkan tidak mencukupi keinginannya. Orang yang kaya juga perlu cari nama, sehingga pada akhirnya orang-orang seperti ini akan terjerat dalam berbagai hawa nafsu yang hampa. Hal ini yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Sebagai orang Kristen memang kita harus rajin dan giat untuk bekerja. Ketika kita memiliki rasa cukup, bukan berarti kita tidak bekerja lagi untuk mencari uang. Kita harus sangat rajin, karena memiliki dua tanggung jawab, yaitu mencukupi keperluan keluarga serta mendukung pelayanan dan penginjilan di jemaat. Artinya, ketika kita bekerja, jangan sampai tujuannya untuk mendapatkan kepuasan bagi diri kita, tetapi dengan kesadaran penuh untuk membantu jemaat dalam pelayanan pekabaran Injil untuk kemuliaan Tuhan. Itu juga salah satu bukti bahwa kita mengasihi Tuhan.

Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Hakikat dari dosa atau kejahatan adalah ketika manusia mengasihi diri sendiri. Karena memburu uang, ada orang yang akhirnya menyimpang dari iman kepada Yesus Kristus. Orang yang memburu uang, akan mencari gereja yang memburu uang juga. Dia akan mencari pengajaran yang bisa berkompromi dengan cara-cara memburu uang, yang dibalut dengan kegiatan kerohanian. Hidupnya bisa mulai menyimpang dari kebenaran. Dia berusaha untuk menutupi penyimpangan itu dengan persembahan atau sumbangan yang banyak-banyak ke gereja. Dia bahkan ikut ambil bagian dalam mengambil keputusan-keputusan strategis dalam jemaat, termasuk mempengaruhi pengajaran.

Jika kita adalah manusia yang mencari Tuhan, maka kita seharusnya bisa menjauh dari keinginan-keinginan tersebut. Jangan sampai kita terlibat di dalamnya, karena kita bisa terjebak dalam jerat yang sulit untuk ditaklukkan. Sebagai orang percaya, seharusnya kita tidak mengejar kekayaan dan keinginan duniawi. Yang seharusnya kita kejar adalah keadilan, kesalehan, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

Hal-hal itu adalah hal yang indah dan positif. Orang yang ada di dalam Tuhan harus mengejar, memperjuangkan dan mengusahakan hal ini. Kita harus bertanding dalam pertandingan iman yang benar untuk merebut kehidupan kekal. Kita memang sudah diselamatkan, sejauh kita tetap di dalam iman kepada Yesus Kristus. Di dalam Ibrani 3:6 dikatakan, “Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita mengahkan.”

Views: 44

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top