Mengenai Janda (Jelajah PB 854)

1 Timotius 5:1-6

Paulus memberi petunjuk kepada Timotius untuk bijak dalam menggembalakan jemaat. Paulus menasihati Timotius supaya tidak keras kepada orang yang tua. Mereka harus ditegor sebagai bapa. Menegor orang tua sebaiknya dengan baik dan sopan, dengan penuh kasih. Karena lebih tua dari kita, maka kita harus menghormatinya. Bagi orang-orang muda, mereka ditegor seperti saudara. Timotius saat itu masih berusia muda, sehingga dia harus bijaksana dalam menggembalakan jemaat yang terdiri dari berbagai macam usia dan latar belakang. Timotius perlu menegor perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan muda sebagai adik. Tegoran itu harus dilakukan dengan penuh kemurnian, yaitu dengan tujuan untuk menyatakan yang benar sesuai dengan firman Tuhan.

Di Efesus ternyata banyak jemaat yang berstatus sebagai janda. Paulus memberikan pengarahan kepada Timotius dan juga kita semua untuk memperhatikan dan menghormati janda yang benar-benar janda. Jika ada janda yang memiliki anak atau cucu, maka anak atau cucunya itu adalah orang yang bertanggungjawab atas janda tersebut. Anak dan cucu itu harus diajarkan untuk menghormati dan bertanggungjawab terhadap kehidupan orang tuanya itu. Mereka wajib untuk membalas budi ibu mereka yang telah melahirkan, mengasuh dan merawat mereka. Orang Kristen seharusnya tidak melupakan kebaikan orang, terutama kebaikan orang tua sendiri. Hal itulah yang berkenan kepada Tuhan.

Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, adalah janda yang hidup sendiri. Janda seperti ini yang perlu mendapatkan perhatian dari jemaat. Janda seperti ini menaruh harapannya kepada Tuhan dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Seorang janda yang percaya kepada Tuhan dan sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, dia akan menaruh pengharapannya kepada Tuhan secara penuh. Dia akan menjadi anggota jemaat yang rajin berdoa. Dia mendoakan pekerjaan Tuhan, mendoakan hamba Tuhan, juga mendoakan jemaat Tuhan. Ada juga janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, Paulus mengatakan bahwa janda seperti ini sudah mati selagi hidup. Sepatutnya ia tidak hidup dalam kemewahan, tetapi seharusnya ia mengucap syukur karena telah mendapatkan peninggalan atau warisan yang banyak dari suaminya. Dia perlu bijak dalam memakai sumber dana yang ia miliki.

Seorang janda yang baik dan bijak akan menjadi teladan bagi perempuan-perempuan muda yang mungkin nanti mengalami hal yang sama, yaitu ditinggal oleh suaminya. Jika seorang janda sengaja memperlihatkan kekayaannya serta kehidupan yang melimpah, hal tersebut akan menarik perhatian banyak orang. Pada akhirnya akan timbul masalah, karena di dunia ini banyak sekali orang-orang jahat yang ingin memanfaatkan situasi seperti itu. Jika janda tersebut memiliki anak, maka kekayaannya bisa dipakai untuk membesarkan anaknya. Jika ia tidak memiliki anak, maka kekayaannya bisa dipakai untuk melayani Tuhan.

Seorang perempuan, sebelum ia menikah, ia berada di bawah otoritas ayahnya. Setelah ia menikah, maka ia berada di bawah otoritas suaminya. Jika suaminya meninggal, maka ia berada di bawah otoritas Tuhan. Tuhanlah yang menjadi harapannya, di bawah penggembalaan gereja. Janda yang berfoya-foya tidak akan bisa memfokuskan dirinya kepada Tuhan, sehingga ia bisa kehilangan segala sesuatu yang rohani. Dia bisa terhilang, karena banyak sekali godaan yang akan membuat dia terjerumus.

Views: 18

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top