Tugas Gereja Terhadap Janda (Jelajah PB 855)

1 Timotius 5:7-12

Yang penting dalam kehidupan orang percaya adalah hidup dengan tidak bercela, apapun kondisi yang sedang dihadapinya. Apalagi jika statusnya sebagai janda, posisinya sangat rentan dengan gosip. Siapapun yang mendapatkan tugas untuk berkunjung ke rumah anggota jemaat yang janda, mereka perlu membawa teman, untuk keamanan diri sendiri dan juga anggota jemaat yang dikunjunginya. Jemaat yang lain harus menolongnya dengan bijaksana dan hati-hati.

Rasul Paulus juga mengingatkan, jika ada anak atau cucu dari seorang janda, ternyata mereka tidak mau memperhatikan ibu atau neneknya, maka anak atau cucu tersebut bagaikan meninggalkan iman. Bahkan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. Orang Kristen adalah orang yang menyatakan dan menyerukan kebenaran, sehingga mereka juga harus hidup dalam kebenaran. Hidupnya seharusnya penuh dengan kesopanan dan kebaikan.

Yang didaftar sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami. Ini adalah janda yang diperhatikan dan dibiayai oleh gereja di Efesus pada waktu itu, yaitu enam puluh tahun ke atas dan hanya satu kali bersuami. Hal ini sebenarnya juga bisa menjadi patokan bagi pelayanan diakonia atas para janda pada saat ini. Jemaat yang melakukan tugas ini, akan dipelihara oleh Tuhan. Jemaat tersebut akan diberikan kecukupan, karena telah bersedia mengelola berkat Tuhan untuk hal-hal yang tepat, yang sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan ingin memelihara kehidupan janda dengan kriteria tersebut melalui jemaat.

Selain kriteria di atas, janda yang seharusnya diperhatikan dan dibiayai oleh gereja adalah mereka yang terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti: mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan. Artinya, mereka telah menggunakan segala kesempatan untuk melakukan perbuatan baik. Mungkin janda tersebut memiliki anak, tetapi anak tersebut tidak percaya kepada Tuhan sehingga tidak lagi dianggap sebagai ibunya. Membasuh kaki saudara-saudara seiman ini adalah pelayanan yang baik pada waktu itu. Zaman itu belum ada sepatu yang tertutup, yang ada adalah kasut yang lebih terbuka. Jika mereka berjalan ke suatu tempat, kakinya pasti kotor. Biasanya akan ada petugas atau orang-orang berada di depan pintu rumah dan siap membasuh kaki orang yang datang tersebut. Orang seperti ini adalah orang yang baik hati dan merelakan dirinya untuk melayani orang lain.

Janda-janda yang masih muda tidak perlu didaftarkan dalam kategori di atas. Mereka masih bisa bekerja, supaya waktu mereka tidak kosong. Jika mereka tidak bekerja dan memiliki waktu yang banyak, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak baik. Mereka menjadi malas-malasan dan hanya mengharapkan bantuan dari orang lain. Bahkan pada waktu itu sepertinya ada janda-janda muda yang menggunakan statusnya itu untuk perbuatan yang tercela, pada akhirnya mereka jauh dari Kristus.

Rasul Paulus memberi petunjuk seperti ini karena status janda sudah tidak di bawah otoritas suaminya. Seharusnya kesetiaannya dipersembahkan kepada Tuhan Yesus. Jika karena hal-hal yang tidak dipikirkan secara matang, akhirnya janda tersebut menikah lagi dengan orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, maka dia beralih dari tunduk kepada Tuhan menjadi tunduk kepada suami yang tidak percaya Tuhan. Hal ini bisa mengakibatkan ia semakin terpisah dengan Tuhan.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top