2 Korintus 4:5-10
Paulus tidak memberitakan dirinya sendiri, tetapi sedang memberitakan Yesus Kristus sebagai Tuhan. Sedangkan Paulus dan para rasul adalah hamba karena kehendak Yesus Kristus. Dalam hidup seorang pelayan Tuhan, ini adalah prioritas utama, yaitu memberitakan Yesus Kristus. Paulus berusaha supaya setiap orang bisa diselamatkan. Dari kegelapan akan terbit terang. Yesus Kristus adalah terang itu. Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan yang nampak pada wajah Kristus.
Harta rohani dan kekayaan rohani yang dimiliki oleh orang percaya disimpan di dalam bejana tanah liat. Paulus melihat bahwa tubuhnya seperti tanah liat. Bejana tanah liat ini sangat rentan dan lemah. Sewaktu-waktu dia bisa mudah rusak. Jika tubuh yang lemah itu bisa melakukan banyak pekerjaan dan pelayanan, semuanya itu bukan karena kekuatan manusiawi, tetapi semuanya adalah kekuatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Kesadaran seperti ini akan membawa kita terus bersyukur kepada Tuhan.
Paulus menyaksikan perjalanan kehidupan dan pelayanannya. Memang perjalanan pelayanannya tidak mudah. Dia mengalami penindasan dan tekanan, tetapi dia bersyukur karena merasa tidak terjepit. Paulus seringkali merasakan habis akal karena banyak sekali tantangan dan hambatan yang ia alami. Meskipun demikian, dia tidak putus asa. Tidak segan-segan, Paulus juga mendapatkan aniaya. Tetapi dia sendiri merasa tidak sendirian dan tidak ditinggalkan. Paulus dihempaskan tetapi tidak binasa. Paulus senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata dalam tubuhnya.
Hal-hal seperti ini sering terjadi pada orang-orang Kristen mula-mula. Para rasul mengalami semuanya ini. Orang-orang Kristen di Yerusalem dan di Roma juga mengalami hal-hal semacam ini. Mereka mengalami penderitaan. Bahkan di sepanjang sejarah kekristenan, perlakuan-perlakuan tidak adil seperti ini seringkali diderita oleh orang-orang percaya. Yesus Kristus telah memberi teladan untuk tetap kuat dan taat meskipun dengan kondisi yang tidak berdaya. Paulus dan para rasul juga memberikan teladan yang sama. Mereka tetap kuat dan teguh iman di dalam Yesus Kristus, meskipun banyak sekali siksaan yang terjadi, baik siksaan fisik maupun mental. Jika hari ini dalam pemberitaan Injil kita tidak mengalami hal-hal seperti itu, maka kita patut bersyukur. Mungkin yang kita alami hari-hari ini tidak separah apa yang pernah dialamai oleh para pahlawan iman tersebut. Tetapi kita harus tetap kuat dan tidak lengah.
Orang-orang yang sudah sungguh-sungguh percaya bisa diibaratkan seperti bola karet, yang mendapatkan perlakuan apapun tetap kuat dan teguh di dalam Tuhan. Kalau saudara-saudari membaca sejarah mengenai Anabaptis, maka kita akan melihat bagaimana pahlawan iman memiliki keteguhan iman yang sangat kuat. Mereka tidak disiksa oleh karena kejahatan mereka. Mereka disiksa oleh orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen. Penganiayaan dan penyiksaan itu terjadi ratusan tahun di beberapa generasi. Mereka tidak sempat menulis sejarah yang panjang dan tidak sempat menulis pengajaran-pengajarannya, karena waktunya lebih banyak dipakai untuk bersembunyi dan melarikan diri. Sekali lagi, jika kita hari ini tidak mengalami semuanya itu, maka kita patut bersyukur. Berarti ada banyak kesempatan yang bisa kita gunakan untuk memberitakan Injil.
Views: 4