2 Korintus 1:12-16
Seharusnya, hubungan antar orang percaya tidak dikuasai oleh hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan didasarkan atas hati nurani yang tulus dan oleh kemurnian dari Tuhan. Di dalam kehidupan berjemaat, kita seharusnya dikuasai oleh kasih karunia Tuhan, bukan dikuasai oleh hikmat dunia ini. Di dalam kekristenan, terutama di jemaat Korintus, orang Kristen tidak boleh mengandalkan kemampuan diri sendiri, melainkan selalu harus menyerahkan hidupnya kepada kasih karunia Tuhan. Semua yang dilakukan oleh orang Kristen seharusnya berlandaskan pada ketulusan dan kemurnian dari Tuhan. Tidak ada keinginan untuk mempermalukan satu dengan yang lain.
Paulus menuliskan surat ini supaya jemaat di Korintus bisa paham. Itulah harapan dari Paulus, supaya mereka bisa memahami maksud surat ini dengan sepenuhnya. Memang sangat baik bahwa nasihat-nasihat kepada jemaat di Korintus ini disampaikan dalam bentuk tulisan, sehingga bisa disimpan, bahkan bisa digunakan sampai pada hari ini. Hari ini kita juga bisa membacanya serta mendapatkan berkat darinya. Seandainya semua nasihat itu disampaikan secara lisan, maka nasihat itu tidak akan sampai kepada kita pada saat ini secara utuh. Oleh karena kemurahan dan kasih karunia Tuhan, maka sebagian nasihat Paulus disampaikan secara tertulis.
Akhirnya, bukan hanya jemaat Korintus yang menjadi paham. Jemaat sepanjang masa yang membaca surat ini pun bisa paham dengan nasihat Paulus. Jemaat Korintus dan kita semua juga harus paham pada saat hari Tuhan Yesus Kristus, pada saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kali, kita bisa bermegah atas semua tindakan yang pernah dilakukan oleh Paulus. Kita akan saling bermegah dan saling mengucap syukur. Kita mengucap syukur karena berita keselamatan bisa kita terima dan tanggapi, yang dibawa oleh orang-orang yang dengan tulus sudah memberitakan Injil kepada kita. Kita juga bermegah dan mengucap syukur karena berkat ketekunan dan ketulusan Paulus, maka Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, termasuk kepada kita. Kita juga akan bangga terhadap para pejuang-pejuang iman yang telah memberitakan Injil dan memberi teladan yang baik untuk hidup sebagai orang-orang Kristen yang menjadi terang. Mereka telah berjuang melewati segala kesulitan dan kesusahan.
Rasul Paulus pernah berencana untuk datang ke jemaat Korintus terlebih dahulu. Tetapi ternyata ada pekerjaan besar yang lain di Efesus, sehingga Paulus menunda kunjungannya ke Korintus. Paulus meminta jemaat Korintus untuk bersabar menantikan kedatangannya. Jika Paulus datang, dia berharap bisa memberikan kasih karunia untuk kedua kalinya, untuk menyegarkan mereka kembali, membimbing mereka dan mengajar kepada mereka. Paulus memberitahu rute perjalanan pelayanannya kepada jemaat di Korintus. Awalnya Paulus ingin langsung menuju ke Korintus, lalu ke Makedonia dan kembali lagi ke Korintus, setelah itu dilanjutkan ke Yudea. Tetapi sepertinya ada perubahan rute perjalanan. Paulus langsung menuju ke Makedonia dan surat ini ditulis oleh Paulus dari Makedonia. Setelah dari Makedonia, Paulus akan pergi ke Korintus dan baru dilanjutkan ke Yudea.
Kita bisa melihat bahwa perjalanan pelayanan Paulus direncanakan dengan sangat baik dan matang. Semua direncanakan sedemikian rupa demi kebaikan pekabaran Injil itu sendiri. Memang segala sesuatu yang direncanakan masih bisa berubah sewaktu-waktu, karena masalah musim atau kendaraan yang akan dipakai. Kendaraan laut pada waktu itu sangat tergantung pada alam.
Views: 2