Kekuatiran Paulus (Jelajah PB 704)

2 Korintus 12:18-21

Paulus perlu bertindak tegas kepada orang-orang yang meragukan kerasulannya dan mencoba untuk memfitnah dia. Paulus telah mendengar kabar yang tidak baik mengenai dirinya. Paulus difitnah, dikatakan sebagai orang yang licik dan melakukan berbagai macam tipu daya. Memang tidak semua jemaat di Korintus seperti itu. Biasanya hanya sebagian kecil yang demikian. Masih ada jemaat-jemaat yang mengasihi Paulus. Jemaat seperti itulah yang menjadi penghiburan dan penyemangat bagi Paulus.

Paulus pernah mengutus Titus ke Korintus. Paulus dan Titus memiliki motivasi pelayanan yang sama. Motivasi mereka murni, untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan. Tidak ada motivasi lain dibalik pelayanan mereka. Mereka hidup menurut roh yang sama dan berlaku menurut cara yang sama. Sebagai jemaat, kita juga perlu menghargai hamba Tuhan yang melayani dengan motivasi yang murni. Biasanya motivasi hamba Tuhan dalam melayani juga akan diuji dengan berkat jasmani. Kita bisa belajar dari Paulus dan Titus, bahwa motivasi mereka bukan harta duniawi, tetapi karena bentuk ucapan syukur mereka kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya dari maut.

Paulus ingin supaya semua teguran dan semua suratnya itu bisa membangun iman jemaat di Korintus. Tidak lama lagi Paulus akan berkunjung ke Korintus. Dia tidak ingin jemaat di Korintus didapati tidak seperti yang diinginkan oleh Paulus. Paulus juga tidak ingin jemaat di Korintus mendapati Paulus tidak seperti yang diinginkan oleh mereka. Jangan sampai jika perkunjungan itu terjadi, justru membuat perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan dan kerusuhan.

Jika orang Kristen saling bertemu, hendaklah saling membangun satu dengan yang lain. Apalagi yang bertemu ini adalah pembangun jemaat dengan jemaat yang dibangunnya. Seharusnya dalam pertemuan itu terjadi pernyataan kasih yang saling membangun dan memberkati. Di dalam Tuhan seharusnya kita saling mengasihi dan saling memperhatikan.

Paulus kuatir dia nanti masih menemui orang-orang yang di masa lampaunya berbuat dosa dan belum bertobat dari kecemaran, percabulan dan ketidaksopanan yang telah mereka lakukan. Orang-orang seperti ini yang biasanya akan membuat masalah dalam pertemuan tersebut. Mereka tidak rela untuk bertobat. Mereka tetap bertahan dan merasa diri benar. Atau dia berusaha untuk menutupi dosanya dengan berargumentasi serta membandingkan hidupnya dengan perilaku hidup orang lain. Hal-hal seperti itu yang membuat Paulus menjadi berdukacita.

Memang di surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus menyinggung bahwa ada anggota jemaat yang hidup dalam kecemaran dengan istri ayahnya atau dengan ibu tirinya. Paulus meminta supaya orang itu diusir dari dalam keanggotaan jemaat. Orang-orang seperti itu, yang belum bertobat dari kecemaran dan percabulan itu yang bisa menjadi masalah jika Paulus mengunjungi jemaat di Korintus. Paulus berharap supaya jemaat di Korintus bisa bertumbuh secara iman. Yang bersalah dan berdosa dituntun untuk bertobat dan tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak baik. Hari ini, surat ini juga menasihati kita supaya kita bertumbuh dalam iman dan bertobat jika kita telah melakukan kesalahan.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top