2 Korintus 13:8-11
Paulus merasa prihatin dengan jemaat di Korintus, karena ada di antara mereka yang berdosa, telah ditegur dan tidak mau bertobat. Justru mereka menjelek-jelekkan Paulus dan tidak mau mendengar serta menuruti nasihat yang disampaikan oleh Paulus. Paulus tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan kebenaran. Dia hanya dapat melakukan segala sesuatu demi kebenaran itu sendiri. Sebagai orang yang sudah diselamatkan dan mengasihi Tuhan, kita pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan kebenaran. Kita tidak akan mungkin bisa melawan apa yang sudah disampaikan oleh Tuhan melalui Alkitab.
Paulus tidak menyombongkan diri, melainkan bersukacita ketika mendapati dirinya lemah tetapi jemaat didapatinya kuat di dalam iman. Inilah yang didoakan oleh Paulus untuk jemaat di Korintus, yaitu supaya mereka menjadi sempurna. Ini salah satu bentuk kasih Paulus terhadap jemaat di Korintus. Jemaat Korintus memang harus sempurna, harus hidup kudus dan mengerti kebenaran dengan baik. Dengan demikian, jemaat Korintus akan menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar dan juga bagi jemaat yang lain.
Karena itu, penting bagi Paulus untuk terus mengingatkan jemaat di Korintus melalui suratnya ini. Pada saat itu Paulus menulis surat dari Makedonia, sedangkan Korintus berada di Provinsi Akhaya. Tulisan ini disampaikan dengan tujuan jika nanti Paulus hadir di Korintus, maka ia tidak terpaksa untuk bertindak keras menurut kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya. Paulus sengaja menulis hal tersebut sebagai peringatan, supaya ketika Paulus datang, yang terjadi adalah pembangunan iman bukan meruntuhkan iman jemaat. Jika Paulus menggunakan kuasa tersebut, bisa jadi akan terulang kembali peristiwa Ananias dan Safira. Para rasul memiliki kuasa untuk mengadakan mujizat, untuk membangkitkan orang mati dan juga mematikan orang hidup. Jika terpaksa memang harus ada yang diruntuhkan, maka itu pun akan dilakukan oleh Paulus.
Di akhir tulisannya, Paulus ingin supaya jemaat di Korintus bisa bersukacita. Paulus mengingatkan kembali supaya mereka mengusahakan diri untuk hidup sempurna. Orang yang memiliki hidup beres di hadapan Tuhan, maka ia akan bersukacita. Sedangkan orang yang hidupnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka ia akan sulit untuk bersukacita. Karena itu, mereka akan mencari sukacita duniawi, sukacita sementara yang seringkali justru akan membuat mereka semakin terpuruk dan semakin jauh dari Tuhan.
Bukan hanya jemaat di Korintus, tetapi juga kita dan setiap orang yang sudah percaya kepada Yesus, mereka seharusnya mengusahakan diri untuk hidup sempurna. Semakin hari, karakter dan perilaku orang percaya seharusnya semakin sempurna. Hari ini seharusnya perilakunya lebih baik dari hari kemarin, dan besok seharusnya lebih baik dari hari ini. Pertumbuhan iman kita semakin hari semakin maju dan semakin sempurna.
Paulus menginginkan supaya semua nasihatnya diterima oleh jemaat di Korintus. Nasihat yang disampaikan dan ditulis oleh Paulus adalah firman Tuhan. Dalam sebuah jemaat diperlukan sehati sepikir. Jika di dalam jemaat ada perpecahan, maka jemaat tersebut juga tidak akan bisa menjadi saksi yang efektif. Bahkan jemaat yang pecah, akan hancur pelan-pelan dan tidak bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.
Views: 0