Pembaharuan Budi (Jelajah PB 572)

Roma 12:1-2

Orang Kristen seharusnya memiliki iman yang selalu bertumbuh. Pertama-tama dia harus bertobat dan lahir baru, lalu bergabung dalam persekutuan jemaat lokal. Setelah itu, orang Kristen seharusnya belajar untuk melayani. Pelayanan dilakukan dengan cara mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan, seutuhnya. Yang kita persembahkan adalah tubuh yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan.

Kali ini Paulus menjelaskan mengenai ibadah. Pada saat ini, ibadah yang kita lakukan bukan lagi ibadah simbolik, tetapi ibadah yang bersifat hakikat. Ibadah hakikat tidak dibatasi oleh waktu, cara dan tempat. Kita beribadah setiap saat dalam hidup kita. Artinya, kita harus sadar bahwa kehidupan kita setiap detiknya adalah ibadah. Kita tidak perlu lagi menyembah dengan ritual-ritual, karena seharusnya kita menyembah dengan hati kita. Kita harus sadar bahwa kita beribadah tidak hanya di hari atau jam tertentu, tetapi seluruh kehidupan kita ini adalah ibadah kepada Tuhan. Ibadah tidak dibatasi dengan tempat, sehingga bisa dilaksakan di mana saja dan kapan saja. Intinya, ibadah itu adalah sikap hati kita kepada Tuhan setiap hari.

Akan datang saatnya dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah Tuhan yang benar akan menyembah di dalam roh dan kebenaran, bukan menyembah di tempat-tempat tertentu yang dikhususkan dan di waktu-waktu tertentu yang dikhususkan. Menyembah Tuhan tidak harus pergi ke atas bukit atau harus pergi ke Bait Suci.

Orang yang sudah percaya kepada Tuhan dan lahir baru, akan selalu menjaga hidupnya dengan kekudusan. Orang percaya seharusnya membangun karakter yang kudus, yang berkenan kepada Tuhan. Itulah persembahan yang hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan. Tidak ada gunanya kita memberikan persembahan materi kepada Tuhan, sedangkan hidup dan tubuh kita mencemarkan nama-Nya. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa hidup kita ini untuk Tuhan, karena itu kita harus menjaga kekudusan hidup kita.

Kita dituntut untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi kita harus berubah oleh pembaharuan budi. Dengan demikian kita akan bisa membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna. Pembaharuan budi ini seharusnya terjadi dari dalam diri kita. Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, maka Roh Kudus masuk ke dalam hati kita. Roh Kudus itulah yang menyebabkan kita memiliki pembaharuan budi. Setelah itu, hidup kita akan berbeda dengan sebelumnya. Bahkan hidup kita pun akan berbeda dengan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Orang yang sudah mengalami pembaharuan budi, ia akan bisa membedakan kehendak Tuhan. Kita berbeda dengan orang yang belum percaya kepada Tuhan karena kita melakukan hal yang baik, bahkan yang sempurna. Perbedaan akan muncul dari hal-hal yang sederhana sampai ke hal yang rumit. Cara berpakaian orang Kristen seharusnya berbeda dengan cara berpakaian orang yang belum percaya kepada Yesus. Cara berperilaku dan bertutur kata orang percaya seharusnya berbeda dengan orang yang belum percaya. Perbedaan-perbedaan ini bisa kita sadari, ketika kita berjumpa dengan orang-orang di sekitar kita.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top