Roma 11:1-10
Tuhan tidak menolak bangsa Israel. Tuhan hanya menggantikan fungsi tiang penopang dan dasar kebenaran, dari bangsa Israel diserahkan kepada gereja. Bangsa Israel dihentikan dari fungsi tersebut, tetapi tidak berarti bahwa Tuhan tidak mengasihi bangsa Israel. Untuk mendapatkan keselamatan kekal, bangsa Israel masih memiliki kesempatan untuk hal tersebut. Orang Yahudi tetap diperbolehkan untuk masuk dalam jemaat lokal dan dari sana mereka tetap bisa berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagaimana bangsa yang lain juga yang telah masuk ke dalam jemaat lokal.
Rasul Paulus sendiri berasal dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Dia sendiri tidak ditolak oleh Tuhan. Tuhan tidak menolak umat-Nya yang sudah dipilih-Nya. Paulus juga mengingatkan peristiwa yang dicatat di dalam Kitab Suci mengenai Elia. Elia pernah mengadu kepada Tuhan bahwa tinggal dia sendiri yang masih ada, sedangkan nabi-nabi yang lain telah dibunuh. Tetapi Tuhan berkata bahwa Elia tidak sendirian. Masih ada tujuh ribu orang yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Masih ada sisa-sisa orang yang tetap setia kepada Tuhan, di tengah-tengah umat yang tidak setia kepada Tuhan.
Yang dijelaskan oleh Paulus ini bukan pemilihan untuk keselamatan, tetapi pemilihan untuk mendapatkan wewenang serta tanggung jawab untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Kalau dulu, Tuhan memakai bangsa Israel untuk menerangi semua bangsa di bumi ini. Sekarang, Tuhan memakai jemaat lokal yang tersebar di mana-mana untuk menerangi semua orang di dunia ini. Ibaratnya seperti: dulu Tuhan menggunakan sebuah lilin besar untuk menerangi dunia yang luas ini, sekarang Tuhan menggunakan lilin-lilin kecil tetapi tersebar di mana-mana, untuk menerangi dunia ini dengan kebenaran. Jemaat lokal terbentuk dari orang dari mana saja dengan dasar mereka semua percaya kepada Yesus Kristus.
Saat zaman rasul Paulus masih ada sisa-sisa orang yang dipilih menurut pilihan kasih karunia. Bangsa Yahudi juga dipilih bukan karena perbuatan, tetapi karena kasih karunia di dalam iman. Iman memegang peranan yang sangat penting. Iman adalah sikap hati, bukan perbuatan. Bangsa Israel tidak lagi memperoleh kewenangan itu karena mereka mengejarnya bukan dengan iman, tetapi karena perbuatan. Tuhan memilih orang karena Dia tahu siapa saja yang akan percaya kepada-Nya. Tuhan memilih atas dasar kemahatahuan-Nya. Sedangkan ada sebagian orang yang lain memilih untuk menegarkan hati.
Orang-orang yang tegar hati adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Sedangkan yang dipilih adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Di ayat 20 dikatakan, “Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!” Karena ketegaran hati, maka kasih karunia tidak diberikan kepada mereka. Jika saat ini kita mendengar berita keselamatan dan hati kita tergerak, maka percayalah saat ini dan jangan ditunda lagi. Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan datang kembali, kita tidak tahu kapan kita akan mati dan kita tidak tahu sampai kapan hati kita masih lembut untuk menerima firman dan kebenaran, sehingga kita bisa menerima kebenaran dan keselamatan itu.
Views: 2