Halal atau Haram (Jelajah PB 581)

Roma 14:14-23

Gereja berfungsi untuk mengajar kebenaran, menyatakan apa yang benar dan apa yang salah. Fungsi ini diperlukan supaya gereja bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Gereja memberitahu jalan yang baik, jalan yang lurus menuju kepada Tuhan. Tetapi untuk hal-hal yang bersifat subyektif, kita memang tidak diperbolehkan untuk menghakimi orang. Tetapi tentang hal-hal yang bersifat pengajaran atau doktrinal, maka seharusnya gereja memberikan pernyataan yang tegas, memberikan pengajaran dan penggembalaan yang sebaik mungkin. Pengajaran perlu dihakimi, sedangkan perilaku orang secara subyektif, kita tidak bisa menghakimi sedemikian rupa. Mungkin kita hanya bisa memberitahukan apa yang seharusnya dilakukan.

Rasul Paulus yakin bahwa tidak ada sesuatu yang najis di dunia ini. Tetapi jika ada orang yang menganggap itu najis, kalau dia makan makanan itu, maka akan melukai hati nuraninya sendiri. Karena itu, sebagai orang Kristen, kita seharusnya membimbing orang-orang yang baru percaya kepada Yesus, yang memiliki pengertian tentang makanan-makanan tertentu yang menajiskan, supaya mereka tidak tersandung, tetapi mereka semakin mengerti akan firman Tuhan. Kita mengajarkan secara pelan-pelan tentang kebenaran tersebut.

Jika dalam penjelasan tersebut kita menyakiti saudara kita yang masih menajiskan makanan tertentu, atau kita sengaja membuat saudara kita tersebut sakit hati, maka kita tidak lagi hidup menurut tuntutan kasih. Jangan sampai kita berperilaku seperti itu. Sebaiknya kita membimbing mereka dengan pelan-pelan untuk mendapatkan kebenaran yang sejati. Jangan sampai kita membinasakan saudara kita karena makanan tertentu. Kristus telah mati untuk dia, jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi mereka, hanya gara-gara makanan atau minuman tertentu.

Kebaikan hati dan sikap kita jangan sampai digunakan sebagai bahan fitnahan. Kita sedang berbicara tentang masalah yang lebih prinsip, yaitu masalah rohani. Mengenai Kerajaan Allah, itu bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Masalah kerohanian sudah tidak bersangkutpaut lagi dengan urusan makanan. Di dalam 1 Korintus 6:12 dikatakan, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.” Meskipun segala sesuatu halal, tetapi baik untuk kita makan sesuatu yang berguna. Lebih baik makan atau minum sesuatu yang tidak memperhamba kita, tidak menjadi candu bagi kita.

Soal makanan tidak perlu dibicarakan atau diperdebatkan lagi. Yang terpenting adalah membangun dan memberitakan kebenaran rohani. Pada akhirnya kita semua akan dimerdekakan oleh kebenaran. Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung. Segala sesuatu harus kita lakukan dengan keyakinan dan iman. Iman kita harus disertai dengan pengertian dan akal budi. Jangan sampai kita memaksakan kehendak kita. Ketika kita memberitakan firman kebenaran, biarlah orang tersebut mengerti sendiri, sampai pada akhirnya mereka menerima kebenaran yang memerdekakan.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top