Rukun Dalam Jemaat (Jelajah PB 582)

Roma 15:1-5

Paulus memberi pengajaran mengenai cara membuat keharmonisan di dalam hubungan kejemaatan. Hal ini diajarkan supaya jemaat memiliki kesatuan hati dalam pengajaran dan pikiran, sehingga bisa berfungsi dengan baik sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Hal itu diperlukan supaya jemaat memiliki kesaksian yang baik, terutama di sekitar jemaat tersebut. Jika jemaat sendiri tidak harmonis, maka kesaksian ke luar tidak akan berjalan dengan baik. Yang paling parah justru jika jemaat menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang ingin mencari kebenaran. Karena itu, keharmonisan jemaat sangat penting bagi kesaksian. Dengan kesaksian yang baik, maka jemaat akan lebih mudah memberitakan Injil dan memberikan pengajaran kebenaran kepada orang-orang mencari kebenaran karena kesaksian baik yang sudah kita berikan.

Jika di dalam jemaat ada orang-orang yang mencari kesenangannya sendiri, maka hal ini akan menciderai keharmonisan di dalam jemaat. Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam jemaat, ada orang yang kuat dan ada juga yang masih lemah. Ada orang yang sudah lama percaya, tetapi ada juga orang yang baru saja bertobat dan sedang belajar firman Tuhan. Di jemaat Roma, yang menerima surat ini, sangat mungkin ada orang-orang Yahudi yang baru masuk ke dalam jemaat tersebut. Karena itu, di pasal 14 Paulus menekankan soal makanan. Paulus mengingatkan supaya orang-orang Kristen yang sudah lama tidak perlu menghina atau mempermasalahkan orang-orang yang baru percaya yang masih belum merdeka soal makanan. Pada waktu itu, orang-orang Yahudi yang baru saja percaya kepada Yesus kemungkinan besar masih tidak bisa memakan makanan yang selama ini diharamkan untuk mereka, seperti daging babi. Seumur-umur mereka belum pernah memakan daging tersebut.

Menyadari akan hal ini, maka kita sebagai anggota jemaat bisa saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain, supaya lebih nyaman dan ada keharmonisan di dalam jemaat tersebut. Setiap anggota jemaat seharusnya mementingkan kepentingan bersama. Gereja tidak seperti sekolah, yang sama-sama masuk dan sama-sama keluar. Gereja lebih dinamis dan bisa terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Karena itulah, diperlukan untuk saling mengerti dan saling menghargai satu dengan yang lain.

Dengan penuh kasih dan kesabaran, kita membimbing orang-orang yang baru saja percaya dan bergabung dalam jemaat. Ada orang yang bisa menerima nasihat secara langsung, tetapi ada juga yang tidak bisa menerima nasihat seperti itu. Itulah pentingnya untuk saling mengenal dan mengerti satu dengan yang lain, dengan tujuan memperkuat iman bersama. Yesus Kristus tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, demikian juga seharusnya kita. Kita harus menjauhkan diri dari kepentingan pribadi dalam jemaat, supaya bisa bersama-sama dalam membangun iman kekristenan.

Semua kitab telah ditulis supaya menjadi pelajaran bagi kita semua. Selain mengajarkan mengenai ibadah simbolik, kita Perjanjian Lama juga banyak mengajarkan tentang moral yang harus dilakukan oleh orang-orang percaya. Ada berbagai hal yang indah yang patut kita pelajari. Semuanya ditulis untuk kita supaya kita tetap teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Paulus berdoa supaya Tuhan yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, Dialah yang mengaruniakan kerukunan kepada kita di dalam jemaat, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top