Dosa dan Kedagingan (Jelajah PB 553)

Roma 7:15-26

Ketika masih berada di bawah hukum Taurat, selalu ada kecenderungan untuk mengulangi kejahatan dan dosa yang sebenarnya memang tidak disukai. Seperti itulah kehidupan manusia yang belum dimerdekakan oleh Yesus Kristus. Mereka terjerat dalam keinginan daging. Kita harus berusaha untuk melepaskan tuntutan kedagingan. Daging kita menuntut banyak hal, dari hal yang ringan sampai hal-hal yang berat. Dengan demikian kita bisa makin jatuh ke dalam dosa dan makin jauh dari Tuhan. Manusia yang sudah tidak menginginkan hal-hal kedagingan adalah orang yang sudah mati. Karena itu Paulus berkata bahwa dirinya memang sudah mati. Demikian juga kita harus sadar dan bisa melihat bahwa diri kita juga telah mati. Keinginan daging itulah yang seringkali menjerumuskan manusia. Karena terlalu banyak keinginan, bahkan hal-hal yang belum perlu pun kita inginkan juga.

Di dalam diri sebagai manusia, tidak ada hal yang baik. Semuanya menjadi tidak baik karena dosa. Hakikat dari dosa itu adalah keegoisan manusia itu sendiri. Manusia cenderung untuk mengasihi diri sendiri. Hal itu yang menimbulkan keegoisan dalam diri manusia. Dosa juga memacu manusia untuk mengasihi diri sendiri saja dan tidak mengasihi orang lain. Hanya orang jujur yang mau mengakui bahwa tidak ada sesuatu yang baik dalam dirinya. Itulah yang sedang diungkapkan oleh Paulus. Dosa itu bisa berkembang biak. Jika kita memelihara dosa, maka kita pun akan mati dengan dosa tersebut.

Orang yang sudah diselamatkan seharusnya bisa menyadari tentang hal ini. Dosa bisa menjebak seseorang dan orang tersebut sulit untuk keluar dari jebakan tersebut. Lebih baik kita menghindarinya, daripada mencoba untuk hidup di dalamnya dan akhirnya kita celaka. Itu juga yang pernah dialami oleh Paulus. Di dalam batinnya Paulus menyukai hukum Tuhan. Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhnya, dia melihat ada hukum-hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budi dan membuatnya menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhnya. Orang yang sudah sekali melakukan kebohongan, maka dia akan cenderung menutupi kebohongan yang pertama dengan kebohongan-kebohongan yang lain. Akhirnya kebohongan itu menjadi berkembang biak dan kita sulit untuk keluar dari hal tersebut.

Manusia di dunia ini sedang hidup dalam celaka. Tidak ada yang bisa melepaskan manusia dari tubuh maut itu. Tetapi Paulus bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan Yesus bisa melepaskan manusia dari tubuh maut itu. Tuhan Yesus datang sebagai manusia, dihukumkan di atas kayu salib atas semua dosa manusia, dari dosa Adam sampai dosa manusia yang terakhir. Semua dosa manusia seisi dunia sudah terpaku di atas kayu salib bersama dengan Tuhan Yesus. Kita harus sanggup untuk melihat bahwa diri kita sebenarnya sudah mati, sanggup melihat manusia lama kita sudah mati, sudah disalibkan bersama dengan Yesus Kristus. Itulah yang memerdekakan kita.

Manusia lama sudah mati, seharusnya tidak berbuat dosa lagi. Dulu berada di bawah hukum Taurat, sekarang berada di bahwa hukum kasih karunia Yesus Kristus. Jika setiap hari kita bisa bersyukur bahwa manusia lama kita telah mati dan sekarang kita hidup di dalam Yesus Kristus, maka hidup kita akan tertata dengan lebih baik. Apa yang kita lakukan di dunia ini, tujuannya adalah untuk kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita melakukan hal tersebut, maka kita juga sadar bahwa diri kita berada di posisi sebagai orang kudus. Posisi Yesus Kristus telah diberikan kepada kita, sedangkan Yesus Kristus mengambil posisi kita sebagai orang berdosa. Dosa itu telah disalibkan bersama dengan Yesus di atas kayu salib.

Views: 8

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top