Jelajah PB 296 (Lukas 23:33-43)

Ketika mereka sampai di Golgota atau bukit yang bernama Tengkorak, maka mereka menyalibkan Yesus bersama dengan kedua penjahat. Ketika Tuhan Yesus berada di atas kayu salib, Yesus berdoa kepada Bapa supaya Bapa mengampuni orang-orang yang sudah menganiaya dan menyalibkan Dia. Yesus mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan. Dari ucapan ini kita tahu betapa baiknya kasih Tuhan kepada manusia, termasuk kepada orang-orang yang sudah berbuat jahat kepada Dia. Ketika orang-orang itu memperlakukan Yesus dengan sangat jahat dan tidak manusiawi, Tuhan masih tetap mengampuni mereka.

Pengajaran yang benar akan selalu ditunjang oleh moral yang tinggi. Ini adalah moral tertinggi yang Tuhan Yesus ajarkan kepada umat-Nya. Moral yang tinggi akan diikuti oleh hal-hal yang teratur dan disiplin. Dengan patokan ini, kita bisa menilai semua pengajaran iman yang ada di dunia ini. Pengajaran yang benar seharusnya semakin bermoral, semakin teratur dan disiplin. Karena itu, sebagai orang percaya, kita harus menjaga kehidupan moral kita. Jangan sampai kehidupan kita justru mencederai Injil yang kita beritakan dan malah menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang tertarik dengan Injil Yesus Kristus. Tidak ada gunanya kita memberitakan Injil atau mengatakan Injil yang kita beritakan adalah benar, tetapi perilaku kehidupan kita sehari-hari tidak membuktikan dan mencerminkan kasih Kristus. Jangan sampai perilaku kita menyebabkan berita Injil justru dicela. Tidak mungkin pengajaran dari Tuhan yang sangat bermoral, disalurkan oleh orang yang tidak bermoral.

Ketika Tuhan Yesus disalib, banyak orang yang mengejek Dia. Mereka mengejek Yesus tidak bisa menyelamatkan diri sendiri, padahal Dia mengaku Mesias. Orang-orang ini sepertinya tidak membaca atau mengerti kitab-kitab suci para nabi terdahulu. Mereka tidak menyadari bahwa Mesias memang harus disalibkan karena itu telah dinubuatkan. Pengorbanan Mesias telah disimbolkan melalui penyembelihan domba di atas mezbah. Orang-orang Yahudi yang terlibat dalam penyaliban Tuhan Yesus, jika mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat hukuman yang mengerikan. Mereka tidak akan mungkin bisa menghindar dari hukumant tersebut. Mereka berbuat demikian bukan karena telah ditentukan oleh Tuhan, tetapi karena mereka memilih dari hati nurani mereka. Mereka memilih untuk menolak Sang Mesias, bahkan menyiksa dan menyalibkan-Nya.

Bukan hanya orang-orang yang menyalibkan Yesus yang mengolok-olok, bahkan penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus juga ikut-ikutan mengolok-olok Yesus. Biasanya di dalam kelompok orang yang jahat, satu orang saja berani bertindak, maka semuanya akan ikut ambil bagian. Orang-orang tersebut dengan mudah mengikuti sesuatu yang tidak baik. Memang lebih mudah mengikuti sesuatu yang tidak baik daripada mengikuti kebaikan atau kebenaran.

Masih ada satu penjahat yang memiliki hati nurani, yang menegor teman yang satunya. Orang itu mengaku bahwa mereka memang layak untuk dihukum, tetapi Yesus tidak layak untuk mendapatkan hukuman tersebut. Orang tersebut berkata kepada Yesus untuk mengingatnya ketika Yesus datang sebagai Raja. Ini adalah sebuah pengakuan iman yang dinyatakan oleh dia, saatnya sangat tepat sekali, menjelang orang tersebut dihukum mati. Pada saat itulah dia percaya bahwa Yesus adalah Raja, percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Tuhan Yesus menjawab orang tersebut dengan memberikan kepastian keselamatan.

Views: 18

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top