Jelajah PB 291 (Lukas 22:54-71)

Tuhan Yesus ditangkap dan dibawa ke hadapan Imam Besar. Di tengah-tengah halaman rumah itu, orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Pada saat itu, Petrus juga ada di antara mereka. Salah seorang dari hamba perempuan melihat Petrus sedang duduk di dekat api tersebut. Perempuan itu segera mengenali Petrus sebagai orang yang sering bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Ketika perempuan itu memastikan tentang Petrus, Petrus justru menjawab bahwa dia tidak mengenal Tuhan Yesus. Petrus mulai menyangkal Tuhan Yesus.

Tidak beberapa lama kemudian, ada orang lain melihat Petrus dan berkata bahwa Petrus memang sering bersama-sama dengan rombongan Tuhan Yesus. Sekali lagi Petrus menyangkal Yesus dengan mengatakan bahwa dia tidak mengenal Yesus. Satu jam setelah itu, orang lain lagi berkata bahwa Petrus memang sungguh-sungguh dekat dengan Yesus. Bahkan orang ini tahu bahwa Petrus adalah orang Galilea. Untuk ketiga kalinya Petrus menyangkal Yesus. Pada saat itu juga terdengar ayam berkokok. Ketika terdengar ayam berkokok, lalu berpalinglah Tuhan Yesus memandang Petrus. Seketika itu juga Petrus teringat dengan perkataan Yesus tentang penyangkalan Petrus yang telah dinubuatkan. Kita tidak bisa membayangkan, betapa sedihnya Petrus pada waktu itu. Dia keluar dan menangis.

Dari sini kita bisa membandingkan sikap hati Petrus dengan sikap hati Yudas Iskariot. Yudas Iskariot melakukan sesuatu yang tidak baik dengan terencana. Dia sudah merencanakan segala sesuatunya sebelum menjual Yesus. Yudas juga bertemu dengan para Imam Besar dan kepala pengawal istana, berunding untuk rencana penyerahan Yesus. Sedangkan Petrus, hatinya murni dan tulus. Dia betul-betul mengasihi Tuhan Yesus. Dia jatuh ke dalam dosa yang bersifat spontanitas. Dosa yang dia lakukan tidak direncanakan sebelumnya.

Orang yang marah berbeda dengan orang yang benci. Orang marah karena pada saat itu terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan kewajaran. Tetapi membenci, itu adalah tindakan yang bisa berlangsung lama, tidak terjadi seketika itu. Jika ada seseorang yang menurut kita salah, kita bisa marah kepadanya. Tetapi jangan sampai kemarahan itu berlangsung terus menerus dan akhirnya menimbulkan kebencian dalam hati.

Yesus pada saat itu juga dihadapkan kepada Makamah Agama. Mereka mencoba untuk mencari-cari kesalahan Yesus sambil menyiksa Dia. Mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan. Seorang Juruselamat datang untuk menolong mereka, tetapi justru mereka membenci-Nya. Mereka adalah orang yang tidak mencari kebenaran. Mereka melakukan semuanya itu untuk kepuasan mereka sendiri. Orang-orang yang sudah menyiksa Tuhan Yesus, mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan itu.

Yesus berkata bahwa Anak Manusia akan duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa. Perkataan ini yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan itu sendiri. Orang-orang Yahudi tidak bisa terima dengan perkataan ini dan menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah. Karena itulah akhirnya mereka menyalibkan Yesus. Apa yang sudah dilakukan sepanjang pelayanan Yesus, tidak diperhatikan oleh orang-orang Yahudi. Mereka melewatkan Juruselamat dan Mesias yang sudah datang. Mereka tidak akan pernah bertemu dengan Mesias lagi, sampai Yesus datang yang kedua kalinya.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top