Jelajah PB 290 (Lukas 22:39-53)

Akhirnya Tuhan Yesus dan para murid sampai di taman Getsemani. Ini adalah tempat di mana Tuhan Yesus sering berdoa di malam hari setelah siang harinya mengajar di Bait Allah. Hal tersebut sudah dilakukan-Nya kurang lebih satu minggu terakhir. Tuhan Yesus tahu bahwa hari itu adalah malam terakhir Tuhan Yesus bisa berada di situ. Yudas Iskariot sudah tidak bersama dengan mereka, tetapi dia tahu di mana Yesus dan para murid berkumpul pada malam itu. Pada malam itu Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa. Yesus sangat takut dengan apa yang akan dihadapi, karena Dia sedang sebagai manusia.

Kita perlu memahami bahwa di saat-saat terakhir Tuhan Yesus dalam hidupnya sebagai manusia, Dia adalah manusia seutuhanya. Dia memang sengaja datang ke dunia sebagai manusia untuk menanggung hukuman dosa. Sifat kemanusiaan-Nya menonjol di saat-saat waktunya semakin dekat kepada penyaliban. Orang-orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mereka akan menggunakan masa-masa terakhir hidup Tuhan Yesus di dunia untuk menjelaskan argumentasi mereka. Kita tahu bahwa Yesus adalah manusia dan Dia memang harus menjadi manusia sepenuhnya, untuk menanggung dosa manusia. Tetapi Dia sebenarnya adalah Tuhan yang mengosongkan Diri-Nya.

Di taman Getsemani, Yesus berdoa dengan sangat ketakutan karena Dia tahu persis apa yang akan terjadi pada diri-Nya. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Setelah berdoa, Yesus mendapati para murid tidur, karena mereka sangat capek karena dukacita. Mereka sudah mendengarkan kabar yang tidak baik, yang akan terjadi pada Tuhan Yesus.

Kita diperintahkan oleh Tuhan supaya berdoa senantiasa, supaya tidak mudah jatuh ke dalam pencobaan. Ketika kita berdoa, kita sedang bersandar dan berserah kepada Tuhan. Pada saat kita berdoa, kita sedang memohon kepada Tuhan supaya menjadi pelindung bagi kita.

Setelah itu Yesus ditangkap. Yudas datang dengan rombongan para imam dan kepala pengawal Bait Allah. Kondisi di taman itu juga cukup gelap, sehingga obor pun tidak bisa menerangi keseluruhan yang ada di sana. Karena itu Yudas Iskariot memberikan isyarat kepada para prajurit itu bahwa orang yang dia cium itulah yang harus ditangkap. Pada saat itu Yesus tidak bersembunyi atau melarikan diri. Dia tahu bahwa tujuan kedatangan-Nya adalah dijadikan Domba korban bagi semua manusia di dunia ini. Yudas memberikan isyarat seolah-olah dia sangat mengasihi Tuhan Yesus. Tetapi kenyataannya tidak sama sekali.

Pada saat itu terjadi satu mujizat lagi, ketika Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga dari salah satu hamba imam. Tetapi Tuhan Yesus menyembuhkan dan memulihkan telinga orang itu. Seharusnya hamba imam itu tersungkur di hadapan Tuhan karena telah mengalami mujizat yang sangat ajaib. Tetapi yang terjadi tidaklah demikian.

Yesus menggenapi semua apa yang tertulis, yang sudah dinubuatkan. Yesus tidak ditangkap secara terang-terangan pada saat Dia mengajar di Bait Allah. Yesus ditangkap di tempat yang gelap, supaya genaplah bahwa kuasa yang dipakai untuk menangkap Yesus adalah kuasa kegelapan. Tuhan Yesus juga dihitung sebagai pemberontak atau penyamun.

Views: 115

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top