Jelajah PB 271 (Lukas 19:6-10)

Zakheus menerima ajakan Yesus dengan senang hati. Zakheus segera turun dari pohon dan menerima Tuhan Yesus dengan sukacita di rumahnya. Pada saat itulah, orang-orang disekitarnya mulai tidak senang dengan apa yang terjadi. Mereka bersungut-sungut dan menganggap Zakheus lebih berdosa daripada mereka semua.

Jika kita mendapatkan kritik dari orang lain, kita tidak boleh cepat berkecil hati. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus merupakan orang yang mungkin paling banyak menerima kritikan. Apapun kritik yang diberikan kepada kita, jika kita bisa menerimanya dengan baik, akan menjadi hal yang baik juga bagi kita. Teguran orang, tergantung bagaimana cara kita meresponnya. Kita bisa merespon dengan negatif dan hasilnya pasti akan negatif juga. Tetapi jika kita merespon dengan positif, itu akan menjadikan kita lebih baik dan positif.

Zakheus pasti mendengar sungut-sungut atau kritikan yang disampaikan oleh orang banyak itu kepada Yesus. Mereka berkata bahwa Yesus sedang menumpang di rumah orang berdosa. Pada saat itulah Zakheus berdiri dan berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Ini adalah proses pertobatan yang sangat cepat serta menghasilkan buah sangat baik. Dengan cara seperti ini, orang-orang yang bersungut-sungut tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Demikian juga dengan hidup kita, mungkin pertobatan kita tidak secepat Zakheus. Mungkin juga buah yang kita hasilkan tidak sebaik Zakheus. Tetapi, ketika kita mengaku bertobat dan percaya kepada Yesus, harusnya menghasilkan perubahan dan buah pertobatan yang bisa dilihat oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Buah pertobatan itu hendaknya bisa untuk memuliakan Tuhan dan membungkam orang-orang yang suka mengkritik Tuhan.

Tuhan Yesus gembira dengan pernyataan yang disampaikan oleh Zakheus tersebut. Kemudian Yesus berkata, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Zakheus telah menerima Tuhan Yesus, dan pasti akan diikuti oleh keluarganya. Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa sebenarnya Zakheus adalah orang yang terhilang. Dia terhilang di antara kekayaan jasmani yang ada pada dia saat itu. Tetapi Tuhan Yesus sudah menariknya dari belenggu kekayaan jasmani. Ketika Zakheus percaya kepada Yesus, dia melepaskan hampir seluruh dari kekayaannya. Dia lebih memilih untuk hidup dengan kekayaan rohani.

Bisa dipastikan bahwa pada saat Zakheus membagi-bagikan hartanya, dia menjadi orang yang mendadak miskin. Mungkin ada juga orang memanfaatkan peristiwa itu, mengaku-aku sebagai orang yang diperas, sehingga Zakheus harus mengembalikan uang tersebut berlipat-lipat. Dia tidak peduli dengan semuanya itu. Hal tersebut dia lakukan sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Tuhan. Dia sudah menemukan harta yang sesungguhnya, yaitu harga yang sangat berharga, keselamatan kekal. Orang-orang yang sudah menemukan harta yang sesungguhnya tidak akan terlalu peduli lagi dengan harta duniawi. Harta duniawi dapat dicari dengan kerja keras. Tetapi harta sorgawi dan kehidupan kekal adalah anugerah dan kasih karunia dari Tuhan. Itulah yang seharusnya menjadi fokus utama bagi orang Kristen pada saat ini.

Views: 6

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top