Kunci dari perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur ini ada di ayat 9, yang berkata, “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Mamon ini adalah dewa kekayaan atau dewa uang (materi). Kita bisa mengikat persahabatan dengan yang mempunyai kemah abadi dengan Mamon, sehingga ketika kita diusir oleh Mamon, maka kita bisa diterima oleh tuan yang punya kemah abadi.
Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Orang kaya ini adalah tuan yang mempunyai mamon itu. Ketika seseorang belum bertobat, dia menjadi hamba dunia ini, menjadi hamba mamon. Tetapi sejak bertobat dan percaya kepada Yesus, sejak memberikan persembahan untuk pelayanan Tuhan, maka orang tersebut dianggap sebagai hamba yang tidak jujur oleh tuan yang punya mamon tersebut. Karena orang yang bertobat tersebut telah memakai sebagian uang dari tuan tersebut bagi tuan yang punya kemah abadi.
Ketika bendahara atau orang yang sudah bertobat tersebut ketahuan bahwa dia tidak terikat dengan mamon tersebut dan justru menggunakan uang tersebut untuk persembahan bagi pelayanan Tuhan, maka bendahara itu terancam untuk dipecat. Bendahara itu memikirkan langkah yang baik untuk keluar dari masalah ini, karena dia tahu bahwa dia tidak bisa mencangkul dan malu untuk mengemis. Bendahara itu mempunyai ide dan akhirnya memboroskan uang dari tuan yang punya mamon ini. Dia memanggil orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Bendahara ini mengurangi atau bahkan membebaskan hutang mereka.
Orang-orang yang berhutang kepada tuannya itu bisa kita lihat sebagai orang-orang yang berdosa juga. Mereka menjadi budak dosa dan menjadi hamba dari dunia ini. Jika bendahara ini kita bandingkan dengan kehidupan rohani, sebenarnya bendahara ini akan segera dipecat oleh dunia ini. Dunia akan membenci dia, karena dia percaya kepada Yesus. Raja dunia ini tidak akan senang jika ada orang yang bertobat serta percaya kepada Yesus. Dengan demikian orang tersebut tidak lagi bisa diperbudak oleh dunia ini. Karena itu, seharusnya dia memakai kesempatan yang semakin sempit itu untuk melepaskan sebanyak mungkin orang yang juga sedang diperbudak oleh dosa.
Ternyata tuan dari bendahara itu memuji bendahara yang tidak jujur tersebut karena ia telah bertindak cerdik. Dunia akhirnya bisa melihat, betapa cerdiknya orang-orang yang sudah bertobat dan percaya Yesus. Orang yang sudah bertobat tersebut menggunakan kekayaan dunia dengan sebanyak-banyaknya untuk membuat orang lain yang juga berhutang (sedang ada dalam dosa) bebas dari hutang yang mereka punya.
Sesungguhnya, kita hidup di dunia ini, antara yang sudah diselamatkan dengan yang belum diselamatkan, sedang adu cerdik. Terkadang Tuhan menilai orang Kristen ini kurang cerdik. Kita tidak boleh jahat, harus tetap tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Kita perlu berhikmat untuk memakai berkat Tuhan (dalam bentuk uang atau Mamon) yang telah diberikan kepada kita. Berkat materi yang dipakai dengan tidak benar, akan menjadi jerat atau bahkan malapetaka bagi kita. Tetapi berkat materi yang ada pada kita, ketika kita pakai untuk hal-hal yang benar, untuk memuliakan Tuhan, maka materi itu aman dan tidak berbahaya.
Views: 14