Jelajah PB 244 (Lukas 14:1-6)

Sekali lagi Yesus mengingatkan kembali tentang hari Sabat kepada orang Yahudi. Hal ini memperlihatkan bahwa orang-orang Yahudi tidak bisa serta merta menerima pengajaran dari Yesus, yang ingin mengalihkan ibadah simbolik kepada ibadah hakikat. Bukan orang Yahudi saja, tetapi juga orang-orang di masa sekarang pun sepertinya sulit untuk mengerti tentang hal ini, untuk membedakan antara ibadah di Perjanjian Lama dengan ibadah di Perjanjian Baru.

Hari Sabat satu paket dengan semua rangkaian ibadah simbolik di dalam Perjanjian Lama. Sebagai bukti bahwa seseorang mengasihi dan patuh kepada Tuhan, maka Tuhan menetapkan di dalam tujuh hari itu, ada satu hari yang dikhususkan untuk beristirahat dan untuk Tuhan. Yang paling penting sebenarnya bukan yang diluar, tetapi yang ada di dalam hati. Jika seseorang benar-benar hormat kepada Tuhan, maka dia akan mengkhususkan hari Sabat itu. Tuhan juga menggunakan hari Sabat itu sebagai pola bagi kehidupan manusia, supaya ada hari bagi manusia untuk beristirahat. Mereka sudah enam hari bekerja, maka harus ada hari khusus yang dipakai untuk beristirahat.

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang maha tahu. Karena itu, sejak dari penciptaan, Tuhan memang sudah mengatur hari sedemikian rupa, ada saat untuk bekerja dan ada saat untuk beristirahat. Ketika Yesus datang sebagai Mesias di dunia, Dia telah menggenapi yang disimbolkan di hari Sabat itu dan bahkan Dia mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat tersebut. Di dalam ibadah simbolik, yang ditekankan adalah supaya manusia melakukan ibadah secara lahiriah (simbol/gambaran). Ibadah ini muncul karena Tuhan berjanji akan kirim Juruselamat. Sebelum Sang Juruselamat itu tiba, untuk menolong manusia menyelesaikan dosa manusia, manusia diperintahkan untuk melaksanakan ibadah simbolik yang menggambarkan proses penyelamatan yang akan terjadi dan sekaligus menggambarkan Sang Juruselamat itu sendiri.

Ketika Tuhan Yesus datang sebagai Mesias dan Juruselamat di dunia ini, maka semua tugas ibadah simbolik itu selesai karena yang disimbolkan sudah datang. Di dalam Lukas 16:16 dikatakan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang mengagahinya berebut memasukinya.” Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus, Sang Juruselamat, Anak Domba Allah yang menyelamatkan dunia. Yohanes Pembaptislah yang mengantarkan Sang Juruselamat. Yohanes Pembaptislah yang mengantarkan hakikat yang disimbolkan di dalam Perjanjian Lama.

Karena itu, sejak Tuhan Yesus berada di dunia, manusia tidak perlu lagi untuk mempersembahkan domba, karena Domba Allah sudah datang. Dia siap untuk mempersembahkan diri-Nya dan terpaku di atas kayu salib, bagaikan domba yang disembelih di atas mezbah. Hal ini perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya, supaya kita sebagai orang percaya bisa menyembah Tuhan dan percaya Tuhan dengan pengertian yang benar.

Dengan demikian, orang percaya tidak perlu lagi memperhatikan ibadah yang hanya menggambarkan kesucian jasmani. Ibadah itu sudah selesai dan saatnya sekarang harus lebih memperhatikan ibadah yang berdasarkan kesucian hati. Tidak ada lagi makanan yang masuk ke dalam diri manusia yang menajiskan.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top