Masih di hari Sabat, kita bisa melihat bagaimana munafiknya orang-orang Farisi. Mereka melarang orang lain kerja, tetapi mereka masih bisa makan-makan. Menyembuhkan orang sakit atau menolong orang lain tidak diperbolehkan, tetapi mereka malah makan-makan untuk kesenangan diri sendiri. Pada saat itulah Tuhan Yesus mengamati bahwa banyak tamu yang berusaha untuk menduduki tempat-tempat kehormatan, saling berebutan satu dengan yang lain. Melihat hal itu Tuhan Yesus memberikan perumpamaan.
Sebenarnya sampai saat ini pun masih banyak orang-orang yang munafik dalam beribadah atau dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda yang paling jelas bahwa orang itu munafik adalah bisa mengajar atau menasihati tentang sesuatu, tetapi tidak bisa atau tidak mau melakukan apa yang diajarkan atau nasihatnya sendiri. Seseorang, pada saat dia mengajarkan sesuatu, seharusnya yakin dan bangga dengan apa yang diajarkan. Jika orang tersebut tidak yakin atau tidak bangga dengan yang diajarkan, sebenarnya dia juga munafik. Bukan berarti sombong, karena pengajarannya pun bisa diuji dengan pengajaran yang lain, dan dia siap untuk diuji.
Ayat ini berlaku untuk di pesta perkawinan, bukan pada saat datang ke gereja. Jika kita ke gereja, harusnya duduk paling depan, jika masih ada bangku kosong di depan, bukan malah memenuhi bangku belakang terlebih dahulu. Kecenderungan saat ini, ayat ini dipakai untuk membenarkan supaya bisa duduk di belakang pada saat mengikuti kebaktian di gereja. Jika memungkinkan, seharusnya duduk di depan karena biasanya di belakang akan banyak gangguan.
Tuhan mempunyai maksud tertentu pada saat mengajarkan perumpamaan ini. Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Demikian juga dengan kita di hadapan Tuhan. Jika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, Tuhan yang akan meninggikan kita. Jika kita meninggikan diri di hadapan Tuhan, sombong di hadapan Tuhan, Tuhan bisa merendahkan kita dan itu pasti sakit. Tuhan sangat mengasihi kita dan Dia pasti mau memberikan kita posisi yang baik. Tetapi kita harus cukup layak untuk menerima hal itu. Harus ada alasan yang tepat supaya Tuhan memberikan kepada kita posisi yang sesuai.
Tuhan telah memberikan posisi kepada kita sebagai anak-Nya. Kita juga mempunyai posisi sebagai hamba-Nya pada saat kita mau melayani Dia. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa posisi kita juga sebagai sahabat-Nya. Kita sebagai manusia yang berdosa, yang seharusnya sudah tidak layak untuk berada di dekat Tuhan, ternyata Tuhan memberikan posisi yang indah, yang sebenarnya tidak layak untuk kita.
Mungkin kita bangga ketika kita mendapatkan penghormatan dari manusia. Itu juga yang saat ini dicari oleh banyak orang, yaitu mendapatkan hormat dari orang lain. Tapi, jika kita dihormati oleh Tuhan, Pencipta langit dan bumi, tidak ada lagi yang lebih tinggi dari itu. Itu adalah hormat yang paling tinggi yang diberikan kepada manusia.
Untuk mendapatkan hormat yang paling tinggi itu, di dalam Yohanes 12:26 dikatakan, “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” Orang yang mau dihormati oleh Bapa, dia harus mau menjadi pelayan Yesus Kristus. Tidak ada yang lebih indah dari hal itu, yaitu dihormati oleh Bapa.
Views: 6