Jelajah PB 243 (Lukas 13:22-35)

Ketika Tuhan Yesus melanjutkan perjalanan-Nya keliling kota dan desa sambil mengajar, menuju ke kota Yerusalem, ada seseorang yang bertanya mengenai jalan keselamatan. Orang itu bertanya tentang berapa banyak orang yang akan diselamatkan. Tuhan Yesus menjawab bahwa memang hanya sedikit orang yang akan diselamatkan. Yesus memberitahu supaya masuk melalui pintu yang sempit. Pintu yang besar bisa menuntun orang kepada kebinasaan. Artinya, tidak semua yang besar itu menuju keselamatan. Tidak semua yang “wah” dan “spektakuler” itu menuju kepada keselamatan.

Banyak orang yang ingin masuk ke pintu yang sempit itu, tetapi tidak semua bisa karena tidak mudah. Ada banyak halangan yang merintanginya. Pengajaran mengenai Alkitab atau firman Tuhan itu bermacam-macam. Tetapi pasti ada pengajaran yang mendekati Alkitab dan bisa dipertanggungjawabkan secara akal sehat. Orang yang mengetahui kebenaran belum tentu mau menerima bahkan melakukannya. Mereka bisa tetap memilih untuk melakukan ketidak-benaran meskipun sebenarnya tahu tentang kebenaran. Kebenaran tidak bisa dibantah dan diserang. Karena ketika ada orang menyerang atau membantah kebenaran, maka hati nuraninya akan berontak. Berontak untuk mendalami dan mencari yang benar itu lebih baik. Tetapi berontak untuk mengelabuhi hati nurani, itulah yang tidak baik.

Ketika orang mengerti kebenaran dan mau melakukan kebenaran itu, ada harga yang harus dibayar. Tidak ada yang menetapkan harga tersebut, tetapi maksudnya adalah akan ada banyak hal yang harus dia korbankan. Karena itulah, banyak orang yang ingin masuk tetap mereka tidak dapat masuk pintu yang sempit itu. Akan ada saatnya pintu itu akan ditutup oleh tuan rumah, meskipun pintu itu diketok, tetapi waktunya sudah terlambat. Tuan rumah tidak akan mau membukanya kembali. Meskipun orang tersebut berkata bahwa tahu dan mengenal tuan itu, tetapi tuan itu akan berkata bahwa dia tidak mengenalnya. Jika Tuhan sudah menutup pintu itu, orang mengetoknya dan berkata bahwa dia mengenal Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan mengakui mereka. Mereka tidak mau membayar harga, mereka tidak mau membeli kebenaran itu.

Mereka yang tidak masuk melalui pintu sempit itu akan menuju kepada kebinasaan. Selanjutnya kita akan bisa melihat bahwa akan ada orang-orang yang terakhir tetapi akan menjadi yang terdahulu, demikian juga sebaliknya. Ada orang yang sudah lama percaya kepada Yesus tetapi hidup mereka tidak menghasilkan buah, maka mereka akan menjadi orang yang terakhir. Akan ada orang yang baru saja percaya Yesus, tetapi menghasilkan buah, maka orang itu akan mendapatkan sesuatu yang lebih awal dari yang lain.

Yesus kemudian berangkat menuju Yerusalem, dan beberapa orang Farisi menakut-nakuti Yesus bahwa Yesus akan dibunuh oleh Herodes. Tetapi Yesus tidak sedikitpun merasa takut. Bahkan Yesus menyebut Herodes sebagai si serigala. Jika sudah tiba saatnya Yesus harus berkorban menjadi Domba, bukan karena manusia Dia mengalami semua itu, tetapi itu karena kehendak Tuhan dan karena kasih Yesus kepada umat manusia. Yesus datang sebagai Anak Domba Tuhan yang disembelih untuk menanggung dosa manusia. Ada saat Yesus berseru kepada kota Yerusalem karena banyak nabi telah dibunuh di sana. Yesus merindukan untuk mengumpulkan orang-orang Yerusalem, seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya.

Views: 9

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top