Tuhan Yesus menentang kesuksesan secara duniawi dan jasmani. Kita sering mendengar orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran menganggap bahwa penderitaan atau kegagalan adalah akibat dari dosa atau dari perbuatan yang tidak baik. Sebaliknya, jika seseorang diberi materi yang berlimpah, kekayaan dan kesuksesan, itu ditafsirkan sebagai berkat Tuhan. Di sini Tuhan Yesus mengajak orang-orang Yahudi untuk berpikir, setelah Dia mendengar bahwa ada sejumlah orang Galilea yang darahnya dicampurkan oleh Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Alkitab tidak memberitahu dengan jelas mengenai kesalahan dari orang-orang Galilea tersebut, juga tidak diberitahu alasan Pilatus melakukan hal tersebut. Tetapi karena hal tersebut menjadi pembicaraan yang hangat di masyarakat, seolah-olah orang Galilea tersebut mempunyai kesalahan yang sangat besar, sehingga Pilatus melakukan hal itu kepada mereka atau memang Tuhan mengizinkan hal itu, maka Yesus menjawab mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu.”
Tuhan Yesus ingin membantah konsep sejumlah orang yang mengkaitkan antara penderitaan dengan dosa atau kesalahan. Tidak berarti dosa mereka lebih besar dari yang lain, sehingga mereka mengalami hal itu. Pada hakikatnya semua orang sama. Tidak semua kesuksesan materi adalah berkat Tuhan. Tidak semua penderitaan adalah akibat dari kesalahan. Kita tidak bisa menyimpulkan sembarangan tentang hal ini.
Kita harus tahu perbedaan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Memang diceritakan di dalam Perjanjian Lama bahwa orang-orang yang diberkati oleh Tuhan pasti memiliki kekayaan. Contohnya seperti Abraham. Tetapi pada zaman itu adalah zaman ibadah simbolik yang segalanya menggunakan simbol. Dalam hal ini termasuk materi yang disimbolkan sebagai berkat Tuhan. Penyakit kusta dipakai sebagai simbol kutukan Tuhan. Daging babi dipakai sebagai simbol kenajisan.
Tetapi hari ini berbeda. Seharusnya kita tidak bisa mengatakan bahwa hari ini orang kusta adalah orang yang dikutuk oleh Tuhan. Hari ini kita tidak bisa lagi mengatakan bahwa daging babi itu najis atau haram. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa orang yang kaya adalah orang yang diberkati oleh Tuhan. Demikian juga kita tidak bisa menyimpulkan bahwa orang-orang yang menderita adalah orang-orang yang dikutuk dan tidak diberkati oleh Tuhan.
Saat ini kita berada di zaman ibadah hakikat. Hal-hal yang bersifat lahiriah dan materi tidak lagi bisa dijadikan tanda bagi kita. Saat ini kita tidak menyembah Tuhan dengan badan, tetapi dengan hati. Apa yang menimpa beberapa orang Galilea itu tidak membuktikan bahwa mereka lebih buruk dari yang lain.
Hal lain yang Tuhan Yesus mau ajarkan adalah tentang pertobatan. Tuhan Yesus sampai memakai dua kasus untuk mengajarkan tentang pertobatan. Kasus yang kedua adalah ada belasan orang yang mati karena tertimpa menara dekat Siloam. Jika saat ini ada orang yang menghakimi orang lain lebih buruk karena mereka ditimpa oleh kemalangan, maka orang tersebut sama dengan orang-orang yang pada waktu itu sedang diajar oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri dan para rasul juga mengalami penderitaan, bukan berarti bahwa mereka lebih jahat dari kita. Mereka adalah orang yang jauh lebih baik dari kita, tetapi lihat, kehidupan mereka penuh dengan penderitaan karena Kristus.
Views: 10