Jelajah PB 222 (Lukas 9:49-62)

Yohanes melaporkan bahwa ada seseorang yang bukan pengikut Yesus telah mengusir setan dengan nama Yesus. Para murid Yesus mencegah orang tersebut melakukan hal itu. Tetapi Yesus berkata kepada mereka supaya tidak perlu mencegah apa yang dilakukan oleh orang tersebut, karena siapapun yang tidak melawan para murid maka mereka ada di pihak yang sama. Siapa tahu suatu saat, akan ada orang yang menyampaikan kebenaran kepada orang tersebut sehingga orang tersebut tidak hanya memakai nama Yesus untuk melakukan sesuatu. Diharapkan suatu saat dia pun akan percaya kepada Yesus.

Yesus bersiap untuk pergi ke Yerusalem, tetapi Dia mengirim beberapa utusan untuk mendahului Dia. Utusan Yesus Kristus itu pergi dan masuk ke suatu desa orang Samaria, untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi Tuhan Yesus. Tetapi ternyata orang Samaria itu tidak mau menerima Yesus, karena tahu bahwa Yesus akan menuju ke Yerusalem. Memang pada saat itu orang-orang Yahudi tidak cocok dengan orang Samaria. Orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang Samaria bukanlah orang yang murni, karena mereka telah kawin campur dengan orang-orang bukan Yahudi. Jika orang-orang dari Galilea mau pergi ke Yerusalem, mereka harus melintasi Samaria. Jika tidak, maka mereka harus melewati jalan memutar yang lebih jauh.

Ketika Tuhan Yesus tidak diizinkan masuk ke wilayah Samaria, Yakubos dan Yohanes sangat marah dan meminta supaya api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria itu. Tetapi Yesus melarang mereka dan lebih memilih untuk pergi ke desa yang lain. Tuhan memperlihatkan Diri-Nya yang penuh kasih. Jika tempat itu tidak mau menerima Dia, Dia pun tidak akan memaksa. Ini juga harus menjadi standar bagi orang Kristen, yaitu mengalah dan cinta damai. Kebenaran itu sifatnya harus ditawarkan, bukan dipaksakan. Jika dipaksakan, pasti itu adalah penyesatan. Karena itu baiklah kita menawarkan Injil, bukan memaksakannya. Orang yang benar-benar Kristen tidak perlu ditakuti, karena mereka akan lebih memilih untuk mengalah dan cinta damai. Tuhan tidak mau Kekristenan disampaikan dengan cara-cara yang tidak benar. Kekristenan harus disampaikan dengan cara mengajar kebenaran, menawarkan kebenaran. Kebenaran itu yang perlu dipertimbangkan. Jika mau diterima, silahkan, jika mau ditolak juga silahkan.

Yesus juga memberitahukan bahwa ada konsekuensi pada saat mau mengikut Yesus. Barangsiapa mau mengikut Yesus demi sesuatu yang bersifat materi dan jasmani, itu tidak benar. Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Tuhan Yesus tidak pernah menawarkan materi atau kekayaan duniawi pada saat ada orang yang mau mengikut Dia. Jika ada yang menawarkan kekayaan atau kesembuhan pada saat mengikut Yesus, itu pasti bukan dari Yesus.

Ada juga yang mau mengikut Yesus tetapi minta izin dulu untuk menguburkan bapanya yang meninggal. Untuk menjawab orang tersebut, Tuhan Yesus menggunakan kiasan “biarlah orang mati menguburkan orang mati.” Artinya itu adalah orang yang mati secara rohani menguburkan orang yang mati secara jasmani. Yesus ingin menjelaskan kepada dia bahwa mengikut Yesus itu lebih penting dari apapun juga, termasuk lebih penting daripada menguburkan orang tuanya sendiri. Mengikut Yesus harus diputuskan secepatnya, karena bernilai kekekalan. Jangan sampai orang tua atau keluarga menjadi penghalang untuk seseorang mengikut Yesus. Orang yang memutuskan untuk mengikut Yesus, sedang memandang ke sorga, memandang ke depan.

Views: 11

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top