Jelajah PB 203 (Lukas 7:1-10)

Ketika Tuhan Yesus melakukan mujizat, tujuannya bukan untuk memperlihatkan kuasa semata, tetapi untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, yang telah dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama. Sebenarnya, bagi orang-orang Yahudi pada waktu itu sangat mudah untuk mengenali Mesias, yaitu seseorang yang datang dan dapat melakukan banyak tanda dan mujizat yang ajaib.

Demikian juga dengan di akhir zaman, Tuhan Yesus juga sudah mengingatkan kepada semua orang bahwa akan ada muncul mesias palsu. Mereka juga bisa mengadakan tanda-tanda dan mujizat yang dahsyat, bahkan bisa menyesatkan orang pilihan juga. Karena itu, saat ini, sebagai orang percaya, kita juga harus hati-hati dengan tanda-tanda atau mujizat-mujizat yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen dan mendapatkan urapan atau karunia khusus dari Tuhan. Kita harus berhati-hati karena Tuhan Yesus terlebih dahulu sudah memperingatkan kita.

Di zaman akhir ini, Tuhan sebenarnya tidak lagi memakai mujizat untuk menyatakan kebenaran, tetapi menggunakan pengajaran melalui Alkitab. Karena itulah Yesus di dalam Yohanes 8:31-32 mengatakan, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Kebenaran dicari dengan menggunakan akal budi, bukan dengan perasaan atau emosi.

Tuhan Yesus pada waktu itu ada di Kapernaum, kota tempat tinggal Tuhan Yesus. Dia sudah pindah dari Nazaret ke Kapernaum. Ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang sangat dihargainya. Mungkin hamba itu sangat patuh kepada perwira itu dan selalu menyenangkan hatinya. Ketika hamba itu sakit keras sampai hampir mati, perwira ini sangat kuatir. Perwira ini mendengar bahwa Yesus berada di Kapernaum dan pastinya dia sudah mendengar bahwa Yesus telah melakukan banyak mujizat. Kemungkinan besar perwira itu sudah yakin bahwa Yesus Kristus adalah Mesias. Perwira ini pasti warga Romawi yang sudah ikut percaya kepada Tuhan yang disembah oleh orang Yahudi, sehingga dia juga membantu pembangunan sinagoge di tempat itu. Perwira itu juga sangat dihormati dan diharga oleh orang-orang di situ.

Perwira ini menyuruh tua-tua Yahudi untuk meminta kepada Yesus supaya Yesus mau menyembuhkan hamba dari perwira itu. Ketika Yesus menuju ke rumah perwira itu, perwira itu tidak mau menerima Yesus di rumahnya. Perwira itu tahu bahwa dia adalah orang Romawi dan dia tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya. Dia merasa orang rendah di hadapan Mesias. Perwira ini menganggap Tuhan Yesus sebagai Raja dari segala raja. Tuhan Yesus mempunyai wewenang apa saja di dunia ini.

Apa yang diyakini oleh perwira ini sungguh mengagetkan Tuhan Yesus. Bukan berarti Yesus tidak tahu, tetapi Tuhan Yesus ingin memperlihatkan sesuatu yang penting kepada orang-orang yang pada saat itu ada bersama-sama dengan Yesus. Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel.” Perwira itu sangat yakin bahwa Yesus berkuasa atas apapun juga, termasuk terhadap sakit penyakit. Perwira ini yakin bahwa Yesus adalah Tuhan yang maha kuasa. Sesuai dengan apa yang perwira itu percaya, akhirnya hamba dari perwira itu sembuh dari penyakitnya.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top