Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Di ayat ini, tidak menekankan tentang jumlah dari buah tersebut, tetapi lebih menekankan kualitas dari buah. Jika firman Tuhan yang kita tahu adalah benar, maka moral kita pasti baik. Jika kita melihat orang-orang percaya itu mempunyai sopan santun yang baik, tidak mengunakan kekerasan, tidak suka mengumpat, tidak suka membicarakan kejelekan orang lain, maka bisa dipastikan bahwa pengajaran yang dia ketahui adalah pengajaran yang benar, sesuai dengan firman Tuhan.
Apa gunanya kita mempunyai pohon yang berbuah banyak, tetapi tidak memiliki kualitas yang baik yang layak untuk dimakan. Buat apa kita mempunyai garam yang sangat banyak, tetapi tidak mempunyai fungsinya, tidak memberikan rasa asin. Semuanya itu tidak berguna. Lebih baik kita mempunyai pohon yang sedikit buahnya tetapi bisa dinikmati, atau sedikit garam tetapi bisa memberi rasa bagi makanan yang kita masak. Seringkali Tuhan tidak terlalu melihat jumlah, tetapi lebih melihat kualitas. Tetapi hari-hari ini, justru gereja-gereja lebih mementingkan kumpulan banyak orang, tetapi kualitasnya tidak terjamin. Memang lebih baik banyak dan berkualitas, tetapi Tuhan Yesus tidak mementingkan hal itu. Yang lebih penting adalah kualitas, itulah yang dituntut oleh Tuhan.
Memang lebih mudah untuk mengenali jenis buah bukan dari pohonnya, tetapi langsung dari buahnya. Ketika kita melewati sebuah pohon yang tidak berbuah, mungkin kita akan lebih sulit untuk mengenali pohon tersebut. Tetapi ketika pohon itu sudah berbuah, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mengenal jenis pohon tersebut. Orang yang baik hati akan mengeluarkan buah yang baik juga. Orang yang memiliki kejahatan di dalam hatinya, akan mengeluarkan buah yang jahat juga.
Sebagai orang-orang percaya, sikap hdiup kita yang baik adalah kebaikan yang dinyatakan bukan hanya di depan orang banyak, tetapi juga pada kehidupan pribadi kita. Tidak hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu, tetapi keapda semua orang. Dengan cara demikian, maka sikap kita akan dinilai tidak munafik, tetapi konsisten atau berperilaku hidup dalam kebaikan setiap saat dan waktu.
Tuhan Yesus juga mengatakan, “Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.” Pohon yang tidak (semak duri) jelas tidak akan menghasilkan buah ara ataupun anggur. Karena itulah, kita harus hidup dalam kebenaran. Hidup kita harus berpadanan dengan Kristus dan seluruh hidup kita harus mengikuti kebenaran tersebut. Maka, buah yang keluar adalah buah yang baik. Tetapi jika hidup kita diluar Kristus dan firman, ada kemungkinan bahwa kita akan seperti semak duri. Jangankan berbuah baik, tetapi hanya menusuk dan melukai orang lain.
Hati adalah sumber dari hidup kita. Hati menjadi sumber perbendaharaan dalam hidup. Sesuatu yang baik keluar dari hati orang yang baik, sedangkan hati yang jahat mengeluarkan sesuatu yang jahat. Yang terpenting bagi kita saat ini adalah menjaga hati, supaya tidak dikuasai oleh kegelapan. Firman itu adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Jika hidup kita dan hati kita terang, maka kita akan memiliki hidup yang benar dan menghasilkan buah yang baik.
Views: 28