Jelajah PB 165 (Markus 15:16-32)

Sungguh mengerikan ketika kita membayangkan peristiwa ini. Orang-orang Yahudi dan tentara Romawi pada saat itu memukul dan menganiaya orang yang tidak bersalah. Tetapi itulah yang terjadi, bahkan sampai sekarang ini. Ada orang yang tega menganiaya dan membunuh orang yang sebenarnya tidak melakukan kesalahan yang besar. Semua perbuatan, baik yang kecil maupun yang besar, suatu saat nanti harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Tuhan saja menghargai orang yang memberikan segelas air putih. Artinya, tidak ada satupun tindakan kita yang lepas dari pandangan dan ingatan Tuhan.

Sangat mengagetkan ketika orang-orang Yahudi lebih memilih Barabas daripada Yesus yang dibebaskan. Justru mereka menuntut supaya Yesus disalibkan. Ketika massa atau orang banyak menuntut sesuatu hal, orang-orang tidak bisa lagi untuk meredamnya, termasuk Pilatus pada saat itu yang mempunyai kewenangan dalam pemerintahan. Kejahatan yang dilakukan oleh massa, akan sulit untuk diredam kejahatan itu tidak bisa diusut secara tuntas. Tetapi ingatlah, Tuhan tahu semua itu dan akan ada saatnya mereka yang sudah melakukan kejahatan akan dituntut pertanggunganjawab.

Yesus diserahkan kepada para serdadu untuk disesah dan dianiaya. Mereka memperlakukan Tuhan Yesus seenaknya. Yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi, oleh karena kasih-Nya, Dia datang ingin menyelamatkan mereka. Tetapi justru Dia diolok-olok dan dihina. Suatu hari mereka akan memandang Dia, ternyata Dia adalah Hakim dari segala hakim. Ternyata Dia adalah Raja segala raja. Mereka pasti akan kaget.

Lalu Yesus dibawa keluar untuk disalibkan. Pada waktu itu kebetulan ada orang yang bernama Simon dari Kirene, dipaksa untuk menggantikan Yesus memikul salib tersebut. Yesus dibawa ke Golgota yang artinya Tempat Tengkorak. Di ayat 20 dikatakan bahwa Yesus disalib jam sembilan, sedangkan di terjemahan lain (seperti KJV) ditulis jam tiga. Alkitab kita menggunakan jam yang biasa dipakai pada saat ini, sedangkan di KJV menggunakan bahasa aslinya karena pada waktu itu di Yahudi menggunakan cara hitung jam yang berbeda. Mereka menyebut jam enam pagi adalah jam satu. Sehingga kalau disebut jam sembilan pagi, artinya sama juga dengan jam tiga pada saat itu.

Tuhan Yesus disalibkan diantara para penyamun. Hal itu terjadi untuk menggenapi nubuatan yang ada. Di dalam Yesaya 53 juga dikatakan bahwa Yesus dihitung sebagai penjahat, untuk menebus dosa manusia. Orang-orang yang lewat dan melihat penyaliban Yesus juga menghujat Dia. Mereka tidak mengerti apa sebenarnya maksud penyaliban ini. Mereka tidak tahu bahwa Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa mereka dan posisi-Nya saat ini sebagai Anak Domba yang dikorbankan. Dia menjadi manusia yang paling berdosa, karena sedang menanggung dosa seluruh umat manusia di dunia, dosa sejak zaman Adam sampai dosa manusia yang terakhir dilahirkan di dunia.

Dialah yang disimbolkan oleh korban-korban yang dilakukan di Perjanjian Lama. Dia adalah domba yang pernah dipersembahkan oleh Habel. Dia adalah domba yang pernah disembelih oleh Musa dan darahnya dipoleskan di pintu. Ibadah pengorbanan domba di Perjanjian Lama adalah simbol dari penyaliban Tuhan Yesus Kristus yang sedang terjadi di ayat ini. Pada waktu itu banyak orang yang tidak tahu tentang peristiwa yang sedang terjadi, tetapi mereka bisa mengatakan apa saja sesuai dengan keinginan mereka, termasuk menghina dan menghujat Yesus yang sedang tersalib.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top