Mungkin Pilatus merasa heran, karena Tuhan Yesus tidak menjawab sama sekali semua yang dituduhkan oleh para imam kepala kepada-Nya.
Ada sebuah kebiasaan di sana jika hari raya, untuk membebaskan seseorang yang dihukum atas permintaan orang banyak. Ini adalah salah satu penghormatan orang Romawi terhadap hari raya bangsa Yahudi, bangsa yang dijajah oleh mereka. Biasanya orang banyak akan memilih orang yang memiliki hukuman minimal, yang jika dilepaskan tidak akan membahayakan orang banyak. Mungkin orang itu adalah tahanan politik, yang tidak mempunyai kesalahan atau kejahatan sosial ke bangsa Yahudi. Atau ada orang-orang yang tidak bersalah tetapi dianggap bersalah oleh bangsa Romawi dan dijebloskan ke dalam penjara.
Kali ini ternyata berbeda. Iblis bekerja sedemikian rupa dan nampaknya tidak tahu tentang nubuatan yang ditulis di dalam Yesaya 53. Jika kita baca, jelas itu adalah nubuatan tentang penderitaan Tuhan Yesus. Iblis itu tidak maha tahu, tetapi seringkali lebih pintar dari manusia, pintar berdusta. Karena itu kita tidak perlu pergi ke dukun untuk meramal nasib kita yang akan datang, karena pasti dusta yang akan kita dapatkan. Dia tahu tentang hal-hal yang sudah terjadi, karena mereka belum pernah mengalami kematian. Mereka hidup selama dunia dijadikan sampai sekarang, tetapi manusia mati dan Adam tidak hidup sampai sekarang. Iblis juga tahu tentang hal-hal yang terjadi pada saat ini, tetapi tidak tahu peristiwa apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Dari apa yang dilakukan oleh Pilatus, sebenarnya Pilatus ingin membebaskan Yesus. Karena setelah melakukan pemeriksaan dengan seksama, sebenarnya Pilatus tidak mendapati kesalahan Yesus. Tidak mungkin Pilatus akan memberikan hukuman yang sangat berat, hukuman maksimal, kepada orang yang tidak bersalah. Apa yang terjadi pada saat itu hanyalah masalah sengketa tentang siapa Yesus sebenarnya. Selama orang tidak mengganggu pemerintahan Romawi, maka pemerintah Romawi tidak akan memberikan hukuman apa-apa. Tetapi sepertinya Iblis bekerja sedemikian rupa karena Iblis memang menginginkan Yesus mati dan tidak ada di dunia lagi. Iblis mungkin tidak menyadari bahwa ketika Yesus disalibkan, justru hukuman atas dosa sudah dijatuhkan ke atas diri-Nya dan sudah lunas. Dan itu adalah kemenangan atas dosa. Sepertinya pemikiran Iblis tidak sampai ke arah itu.
Hari ini ketika kita mempelajari hal ini, kita bisa tahu lebih banyak karena kita melihat masa lampau, melihat sejarah. Mengetahui apa yang sudah terjadi jauh lebih mudah dan jelas daripada kita ingin mengetahui hal-hal yang di depan, yang belum terjadi sama sekali.
Setelah Iblis sedemikian rupa menghasut para imam, ahli Taurat dan para tua-tua untuk bermufakat bulat menyingkirkan Tuhan Yesus, mereka akhirnya menghasut rakyat Yahudi supaya beramai-ramai menuntut pembebasan Barabas dan menuntut Yesus untuk dihukum mati. Barabas bukanlah penjahat kecil. Dia adalah seorang pembunuh dan pemberontak, seharusnya dia tidak boleh dilepaskan. Secara akal sehat, sangat berbahaya bagi banyak orang jika melepaskan penjahat yang sudah mempunyai pengalaman kejahatan yang seperti itu. Tetapi justru rakyat yang sudah terhasut dengan kedengkian lebih memilih untuk membebaskan Barabas dan berteriak-teriak menuntut supaya Tuhan Yesus disalib. Ketika kita merenungkan hal ini pada hari ini, peristiwa ini sungguh tidak masuk akal. Tetapi yang tidak masuk di akal manusia pun bisa terjadi. Inilah kehidupan dunia yang sangat gelap, yang dipenuhi dengan kejahatan. Apa yang kita bayangkan tidak mungkin terjadi, ternyata bisa terjadi dan sangat buruk keadaannya.
Views: 5