Jelajah PB 163 (Markus 15:1-5)

Ini adalah peristiwa yang sangat tragis yang terjadi di dunia ini, sejak Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya. Kita tidak bisa membayangkan jika Pencipta diperlakukan dengan seenaknya oleh ciptaan-Nya. Mereka menyangka bisa lolos dari hukuman Tuhan. Mereka semua melakukan hal-hal yang mengerikan itu karena keinginan hati mereka yang jahat dan kotor. Mereka tidak ditentukan oleh Tuhan untuk melakukan hal tersebut. Tetapi mereka memang memilih untuk menggenapi nubuatan-nubuatan negatif, yaitu membunuh dan menganiaya Sang Juruselamat dunia ini. Karena itulah mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah mereka perbuat. Mereka akan menghadap pengadilan Tuhan untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah mereka lakukan.

Pada waktu itu, imam-imam, tua-tua dan ahli-ahli Taurat serta Mahkamah Agama sudah bermufakat dan keputusan mereka sudah bulat dan pasti. Mereka memutuskan untuk menghukum mati Tuhan Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang penting di bangsa Yahudi. Tidak pernah sebelumnya mereka bisa bermufakat bulat seperti itu. Anehnya, mereka bisa bermufakat bulat untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Tuhan Yesus. Mereka tidak mau membiarkan Tuhan Yesus hidup, karena Yesus sudah mempermalukan mereka dan membahayakan posisi serta jabatan mereka. Yesus sudah terlalu berani mengecam mereka dan membuat banyak rakyat Yahudi yang tidak percaya lagi kepada mereka, tetapi lebih condong untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Justru orang yang jujur bicara untuk memperbaiki kelakuan atau tindakan yang jahat, tidak disukai dan dianggap sebagai ancaman.

Sebenarnya bukan pada zaman itu saja, hal-hal seperti ini terjadi. Di sepanjang zaman selalu saja ada orang yang jujur dan mau memperbaiki keadaan, tetapi justru mereka mendapatkan penganiayaan dan ancaman. Banyak orang yang belum siap untuk memperbaiki diri ketika mereka mendapatkan kritikan atau tegoran dari orang lain. Seringkali terjadi pembungkaman atas kebebasan berbicara dan berpendapat. Tetapi memang, sesuatu yang benar yang harus dilakukan, belum tentu bisa diterima oleh semua orang. Ada orang-orang yang merasa terancam jika ada orang yang jujur berbicara dan menegor secara terang-terangan. Hal itu juga yang terjadi terhadap para nabi, termasuk juga Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus Kristus.

Ketika mereka memutuskan secara bulat untuk memberikan hukuman mati kepada Yesus, tanpa mereka sadari bahwa mereka sebenarnya adalah anak-anak Iblis. Sementara mereka begitu yakin bahwa mereka adalah keturunan Abraham. Sangat mengerikan jika ada orang-orang yang berbuat jahat sampai menganiaya dan membunuh orang, tetapi mereka menyangka bahwa mereka sedang berbakti kepada Tuhan. Dari perbuatan kitalah sebenarnya kita menunjukkan siapa bapa kita, dari keturunan siapa kita.

Mereka mengirim Yesus kepada Pilatus. Mereka melakukan hal itu karena Pilatus adalah gubernur atau wali negeri, yaitu pejabat yang ditempatkan oleh penjajah Romawi di tempat itu. Tanpa seizin Pilatus, tidak ada yang boleh menghukum mati seseorang. Itu adalah kewenangan dari gubernur atau wali negeri. Ketika sampai di hadapan Pilatus, para imam kepala mengajukan banyak tuduhan kepada Yesus. Tentu semua tuduhan itu adalah palsu. Tetapi Tuhan Yesus tidak menjawab semua tuduhan tersebut. Mengapa Tuhan Yesus tidak membela diri? Karena pada saat itu Tuhan Yesus sedang memposisikan diri sebagai Domba yang sedang ditaruh di atas mezbah untuk dikorbankan dan dipersembahkan. Dia adalah Domba Allah yang dijanjikan kepada Adam dan Hawa, kepada Abraham dan keturunannya.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top