Jelajah PB 162 (Markus 14:66-72)

Petrus ternyata mengikuti Tuhan Yesus sampai ke halaman imam besar itu, mungkin dia masuk di dalam kumpulan orang-orang yang ada di situ sambil bersembunyi-sembunyi. Ketika Petrus sedang menghangatkan tubuhnya di depan api dan mungkin wajahnya terlihat jelas, ada seorang perempuan datang kepadanya dan berkata bahwa Petrus selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu. Petrus menyangkal dan berkata bahwa dia tidak tahu dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh perempuan yang bertanya kepadanya tersebut.

Lalu dia pergi ke serambi muka dan berkokoklah ayam. Pada saat itu mungkin Petrus masih belum sadar. Mungkin perempuan yang tadi masih penasaran, sehingga perempuan itu melihat Petrus lagi. Mungkin perempuan itu sambil mengingat-ingat untuk memastikannya. Perempuan itu berkata kepada orang-orang yang ada di situ bahwa Petrus merupakan salah seorang dari mereka, salah seorang dari murid Yesus. Tetapi Petrus juga menyangkal.

Tidak lama kemudian, orang-orang yang berada di situ juga berkata kepada Petrus dan memastikan bahwa Petrus adalah salah satu murid Yesus, apalagi mereka tahu bahwa Petrus berasal dari Galilea. Di injil lain dikatakan bahwa orang-orang tersebut tahu Petrus dari logat bicaranya. Tetapi Petrus, sebagaimana Yesus sudah mengatakan sebelumnya, ia menyangkal Yesus.

Yang perlu kita ketahui, Petrus melakukan ini, menyangkal Tuhan Yesus bukan karena Yesus yang membuatnya demikian. Petrus melakukan itu semua karena kehendaknya sendiri. Demikian juga Yudas, Yudas mengkhianati Yesus bukan karena Yesus membuatnya demikian, tetapi itu semua karena kehendak Yudas sendiri. Tuhan menciptakan manusia dengan hati yang bebas. Tuhan menciptakan manusia tidak seperti robot yang bisa dikekang. Tuhan memberikan kehendak bebas kepada semua manusia tanpa terkecuali. Dan manusia harus bertanggungjawab atas setiap keputusannya sendiri, keputusan yang diambilnya.

Kebebasan manusia tidak akan melampaui kedaulatan Tuhan. Tuhan memang berdaulat penuh, tetapi Tuhan memutuskan untuk menciptakan manusia yang memiliki kehendak bebas. Tuhan tahu bahwa dengan kehendak bebas yang diberikan-Nya manusia bisa melakukan apa saja sesuai dengan keinginan hati mereka. Karena itulah, mari kita menjadi manusia yang berhikmat. Marilah kita menjadi manusia yang percaya kepada Tuhan, sehingga hidup kita terarah. Kita bisa memilih dan memutuskan sesuatu dengan baik, dengan hikmat dari Tuhan.

Setelah melakukan itu, menyangkal Yesus, Petrus sangat menyesal. Dia menangis hingga tersedu-sedu. Petrus bertobat. Dia tidak pergi menggantung diri seperti Yudas Iskariot. Dia tahu bahwa dia menyangkal Yesus, tetapi sebenarnya itu bukan dari hatinya yang paling dalam. Petrus sebenarnya sangat mengasihi Yesus. Tetapi pada waktu itu dia tidak mempunyai keberanian untuk mengakui keberadaanya sebagai orang yang dekat dengan Yesus. Hal itu tentu berbeda dengan Yudas. Yudas mengkhianati Yesus karena memang dari hatinya. Lalu Yudas tidak bertobat tetapi malah menggantung diri. Yudas sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk menjual Yesus, sedangkan Petrus tidak merencanakan diri untuk menyangkal Tuhan Yesus. Petrus menyangkal Yesus karena terdesak oleh situasi dan kondisi pada saat itu.

Views: 65

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top