Jelajah PB 153 (Markus 14:1-9)

Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak beragi akan dimulai dua hari lagi. Pada saat itu para imam kepada dan ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat. Di pasal sebelumnya sudah kita baca bahwa mereka datang secara silih berganti untuk bertanya dan menguji Yesus. Tetapi mereka tidak bisa membantah apa yang dikatakan oleh Yesus, sehingga sampai saat itu, mereka belum mendapatkan alasan yang tepat untuk menjatuhi hukuman mati terhadap Yesus.

Ketika Yesus berada di Betania (tidak jauh dari Yerusalem), Dia makan di rumah Simon yang disebut si kusta. Nama Simon pada saat itu adalah nama umum, yang dipakai oleh banyak orang. Untuk membedakan Simon yang mana, maka disebutlah dia Simon si kusta. Yesus pernah menyembuhkannya dari penyakit kusta, sehingga Simon ini bersyukur dengan cara mengundang Yesus makan di rumahnya.

Pada saat sedang duduk makan, datang seorang perempuan (Maria) datang membawa buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang harganya sangat mahal. Harga dari minyak wangi itu tiga ratus dinar. Pada saat itu, upah sehari dihargai satu dinar. Seandainya gaji hari ini sekitar seratus lima puluh ribu rupiah, maka tiga ratus dinar sama dengan empat puluh lima juga rupiah. Minyak ini biasanya dipakai oleh perempuan untuk pernikahan mereka. Perempuan Yahudi biasanya harus mengumpulkan uang untuk mendapatkan minyak yang mahal ini untuk dipakai di hari pernikahan mereka.

Perempuan ini datang kepada Yesus dan menyiramkan minyak wangi ini ke kepala Yesus. Pasti ruangannya menjadi sangat harum. Ketika melihat hal tersebut, ada orang-orang yang menjadi gusar karena hal tersebut dianggap sebagai pemborosan. Di bagian lain, yang menjadi gusar itu adalah Yudas Iskariot. Mungkin dalam hatinya, kenapa minyak itu tidak dijual saja dan uangnya dipersembahkan kepada mereka untuk bisa dipakai dengan leluasa?

Tetapi Tuhan Yesus berkata supaya tidak menyusahkan perempuan itu, karena perempuan itu sedang mempersiapkan penguburan Tuhan Yesus. Seringkali ketika kita melakukan sesuatu, ada saja orang yang tidak senang, padahal hal tersebut sudah kita lakukan dengan sepenuh hati. Tuhan Yesus tahu bagaimana tulusnya perempuan itu dan memang lebih baik Yesus diurapi dengan minyak pada saat masih hidup daripada meminyaki Yesus pada saat Yesus mati dan dikuburkan. Terkadang manusia juga demikian, seringkali lebih menghormati orang yang sudah meninggal daripada orang yang masih hidup.

Sesuatu yang kita persembahkan kepada Tuhan, bukan soal harga atau soal bagaimana cara persembahannya. Bukan hanya uang yang bisa dipersembahkan kepada Tuhan, bisa berupa barang, waktu, tenaga atau bahkan hidup kita. Intinya, semuanya itu harus dipersembahkan dengan ketulusan hati, dengan motivasi yang benar. Tuhan sangat berkenan dengan apa yang dilakukan oleh perempuan itu. Karena itu Yesus berkata bahwa di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, maka apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut akan disebut juga untuk mengingat dia. Dan benar, ternyata cerita ini ditulis dalam kitab Injil ini juga.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top