Jelajah PB 127 (Markus 9:30-34)

Tuhan Yesus memberitahukan untuk keduakalinya kepada para murid tentang apa yang akan terjadi pada diri Tuhan Yesus. Anak Manusia (Yesus Kristus) akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Yesus dan tiga hari sesudah Yesus dibunuh, Yesus akan bangkit. Para murid masih belum mengerti tentang perkataan Yesus itu. Meskipun demikian, para murid segan untuk bertanya lebih lanjut kepada Yesus. Para murid belum mengerti bahwa Sang Mesias akan mati dengan cara disalib. Sebenarnya, bangsa Yahudi sedang menunggu kedatangan Mesias. Tetapi bayangan mereka tentang Mesias sangat berbeda dengan Yesus. Mereka menganggap bahwa Mesias akan datang sebagai Raja untuk memerintah bangsa Yahudi secara duniawi. Tetapi Yesus datang untuk mengajarkan tentang hal-hal rohani. Karena itulah orang Yahudi, termasuk para murid, sulit untuk mengerti apa yang dikatakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus pada waktu itu.

Pada saat itu bangsa Yahudi sedang berjuang secara politik. Mereka sudah tidak sanggup lagi hidup dalam penjajahan. Mereka sudah berkali-kali dibuang dan dijajah oleh bangsa lain. Mereka ingin merdeka. Untuk itulah, mereka menunggu Mesias, supaya bisa membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan. Membawa bangsa Yahudi hidup sebagai bangsa yang bisa disandingkan dengan bangsa lain. Apa yang mereka cita-citakan itu tidak terjadi, karena Yesus datang untuk memerdekakan mereka dari dosa (merdeka secara rohani) bukan memerdekakan secara duniawi (politik).

Mereka masih sulit mengerti, karena peristiwa yang sesungguhnya belum terjadi. Tetapi kita, seharusnya lebih mudah untuk mengerti, karena peristiwa itu sudah terjadi. Injil dan kisah tentang Yesus Kristus sudah dicatatkan bagi kita. Kita bisa membacanya dan mengetahui semua informasi dan peristiwa yang pernah terjadi pada Yesus dan para murid-Nya. Seharusnya kita bahagia, karena kita bisa melihat semuanya jauh lebih jelas daripada para murid pada saat itu.

Pada saat itu, Yesus sudah tidak tinggal di Nazaret lagi, tetapi sudah pindah ke Kapernaum. Setelah Yesus sampai di rumah di Kapernaum, Dia bertanya kepada para murid tentang apa yang mereka perbincangkan pada saat dalam perjalanan. Tetapi mereka diam karena mereka tadi mempertengkarkan siapa yang akan menjadi yang terbesar di antara mereka. Mereka justru membicarakan hal-hal yang tidak penting, seperti anak kecil yang sedang berebut makanan atau hadiah. Pasti, ketika para murid sudah makin mantap imannya dan mereka teringat dengan peristiwa tersebut, mereka pasti malu sendiri.

Dari apa yang mereka perbincangkan pada saat mereka dalam perjalanan, ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak mengerti tentang kedatangan Tuhan Yesus yang sebenarnya. Padahal Yesus sedang mengajarkan kepada mereka tentang pelayanan yang bersifat rohani, bukan yang jasmani.

Pada prinsipnya, kedatangan Tuhan Yesus berbeda dengan apa yang para murid dan orang-orang Yahudi bayangkan. Yesus datang sebagai Mesias, tetapi Yesus akan ditolak oleh sebagian besar orang Yahudi. Yesus ditolak secara nasional melalui para imam dan tua-tua Yahudi. Yesus kemudian akan disalibkan serta mati. Dengan cara demikian Yesus menanggung dosa semua umat manusia di dunia. Lalu Yesus akan memberikan waktu yang cukup panjang untuk bangsa selain Yahudi masuk, percaya kepada Yesus. Setelah itu, barulah Yesus datang kembali untuk mendirikan kerajaan Daud. Tetapi para murid tidak mengerti akan semua rangkaian rencana penyelamatan Tuhan tersebut. Kitalah yang patut bersyukur, karena kita bisa mengerti akan semua itu.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top