Tuhan Yesus berjalan kembali ke Nazaret. Awalnya Tuhan Yesus pindah ke Kapernaum dan sekarang tiba kembali ke Nazaret. Di Nazaret, pada hari Sabat, Dia mengajar di rumah ibadat. Orang-orang yang hadir merasa takjub karena pengajaran Yesus dan mereka bertanya-tanya tentang asal usul dari Yesus. Mereka bertanya-tanya tentang hikmat Tuhan Yesus Kristus yang luar biasa. Mungkin di awal, orang-orang melihat Yesus hanya sebagai orang biasa saja. Mereka tahu bahwa Yesus adalah anak tukang kayu. Tentunya, ketika Yesus mengosongkan Diri-Nya sebagai manusia yang normal, Dia juga melakukan pekerjaan duniawi juga, yaitu membantu Yusuf (ayahnya di dunia) sebagai tukang kayu. Pernah juga ada yang berkata bahwa Yesus pergi ke India pada usia 13-30 tahun. Tetapi dengan ayat ini, pernyataan tersebut bisa disangkal. Orang-orang Nazaret ingat dan tahu bahwa Yesus adalah anak Yusuf tukang kayu.
Pada saat Yesus sudah dewasa, tidak ada lagi cerita mengenai Yusuf. Kemungkinan besar, pada saat Yesus sudah dewasa, Yusuf sudah meninggal. Hanya tinggal Maria (ibu Yesus) dan saudara-saudari-Nya saja yang diceritakan di dalam Alkitab. Di ayat 3 dengan jelas disebutkan, secara manusia Yesus mempunyai empat saudara laki-laki, yaitu: Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon. Saudari perempuan-Nya tidak disebutkan, tetapi tersirat lebih dari satu. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Maria (ibu Yesus) bukan seorang perawan sampai akhir hidupnya.
Dikatakan bahwa Tuhan Yesus tidak dihormati dan ditolak di Nazaret. Orang-orang di Nazaret sepertinya ragu dengan Yesus, tidak menganggap Yesus sebagai Mesias. Tidak dicatat bahwa orang-orang Nazaret membawa orang-orang sakit kepada Yesus. Hanya yang percaya Yesus adalah Mesias, mereka akan membawa orang sakit untuk disembuhkan. Yesus sendiri heran dengan ketidakpercayaan orang Nazaret kepada-Nya.
Lalu Yesus melanjutkan perjalanan dari desa ke desa. Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Yesus juga memberikan kuasa kepada para murid untuk mengusir roh-roh jahat. Mereka diutus untuk memberitakan Injil, tetapi tidak boleh membawa bekal. Yesus berprinsip bahwa orang yang memberitakan Injil (kabar baik), mereka bukanlah pengangguran. Mereka sedang bekerja. Pada zaman raja-raja tempo dulu, orang yang diberi kuasa dan wewenang untuk memberitakan kabar dari raja, itu adalah orang penting dan merupakan pekerjaan yang sangat terhormat. Dia membawa berita atas nama raja. Adalah kewajiban orang-orang percaya yang sudah mengerti Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat untuk membiayai para pemberita Injil. Orang yang mengerti Injil, dia akan mengasihi Tuhan dengan cara memberi persembahan kepada Tuhan. Persembahan itu yang dipakai untuk membiayai pekabaran Injil selanjutnya.
Karena itulah, Tuhan Yesus tidak mau para murid membawa bekal ketika mereka memberitakan Injil. Jika mereka diterima di sebuah rumah, maka mereka harus tinggal di sana. Seharusnya, berbahagialah rumah yang dipakai sebagai pusat pemberitaan Injil. Tuhan akan membalas kebaikan orang-orang yang menyediakan rumahnya untuk pelayan Tuhan ketika memberitakan Injil, termasuk memberikan hartanya atau hatinya atau hidupnya atau waktunya untuk pekerjaan pemberitaan Injil. Di dalam Perjanjian Lama, saat tabut perjanjian ditaruh di rumah Abinadab, Tuhan memberkati rumah itu. Begitu juga ketika tabut itu berada di rumah Obed Edom. Kita harus tahu bahwa Tuhan tidak akan pernah berhutang dengan siapapun.
Views: 40