Jelajah PB 109 (Markus 5:1-20)

Yesus mempunyai kuasa untuk mengusir roh jahat. Roh jahat itu mengakui namanya, yaitu Legion yang artinya banyak. Roh jahat itu memohon kepada Yesus supaya mereka tidak diusir keluar dari daerah tersebut. Mungkin daerah itu adalah wilayah kekuasaan mereka. Iblis masih dibiarkan berkeliaran di dunia ini, tetapi hukuman mereka sudah pasti yaitu neraka. Dan memang banyak manusia yang memberontak kepada Tuhan karena dipengaruhi oleh Iblis. Kehadiran Iblis di dunia ini sebagai ujian bagi manusia, sejak Adam dan Hawa sampai sekarang. Hal itu terjadi supaya bisa dibedakan jelas, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan atau mengasihi Iblis. Ini ujian utama bagi manusia, lebih percaya kepada Tuhan atau justru lebih percaya kepada Iblis. Jika kita merenungkan hidup kita dengan baik, kita bisa melihat bahwa sebenarnya banyak orang tahu tentang kebenaran, tetapi mereka tetap lebih mencintai dan percaya kepada Iblis.

Yesus mengizinkan Legion itu tetap beroperasi di daerah itu. Kita tidak tahu apa sebenarnya maksud dan tujuan Yesus mengizinkan Legion itu. Iblis meminta izin kepada Yesus untuk memasuki kawanan babi. Di situ ada kurang lebih dua ribu ekor babi dan Iblis masuk ke dalamnya. Akhirnya babi-babi itu terjun ke dalam jurang. Pemilik kawanan babi itu pasti rugi besar. Wilayah ini sudah di luar Yahudi, karena di wilayah Yahudi kemungkinan besar tidak ada yang memelihara babi. Orang yang kerasukan roh jahat sudah sembuh, tetapi harus mengorbankan dua ribu ekor babi. Hal ini menggambarkan bahwa bagi Tuhan jiwa satu orang lebih berharga dari dua ribu ekor babi. Jumlah itu pun masih tidak sebanding dengan harga jiwa satu orang. Seringkali manusia salah, lebih menekankan nilai materi lebih tinggi dari nilai jiwanya sendiri. Orang rela untuk mendapatkan kekayaan materi, bahkan dengan mengorbankan jiwanya sendiri. Mungkin banyak manusia yang kurang menghargai jiwa-jiwa yang bisa hidup kekal di dalam Yesus Kristus.

Orang-orang menyaksikan semua peristiwa itu, mereka mendesak supaya Yesus segera meninggalkan daerah itu. Mereka sedang menyaksikan peristiwa yang sangat dahsyat, tetapi mereka tidak menyadari tentang semua itu. Justru mereka mengusir sang Mesias untuk pergi meninggalkan daerah tersebut. Betapa banyak setan yang sudah masuk merasuki seseorang dan pasti itu menimbulkan ketakutan bagi orang-orang di daerah itu. Tetapi ketika orang itu disembuhkan, justru mereka tidak mengerti, karena lebih menyayangkan babi-babi yang mati itu. Itu juga yang terjadi pada saat ini. Banyak orang melayani Tuhan sambil memikirkan kenikmatan hidup. Mereka hitung-hitungan dengan Tuhan. Bukan menjadi rahasia lagi, jika ada orang yang awalnya mau melayani Tuhan, tetapi akhirnya motivasinya bergeser ke arah materi. Itu juga yang terjadi sejak dulu kala, kecintaan kepada jiwa yang terhilang lebih kecil daripada kecintaan pada materi dan ketenaran.

Ketika orang di Gerasa ini memberikan perhatian yang sangat besar kepada materi, mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebenaran dan keselamatan kekal. Jika kita sering melakukan ketidakbenaran dalam hidup ini karena materi, maka tanpa sengaja kita pun akan sama seperti mereka. Kita bisa mengusir Yesus dari hidup kita, meskipun kita melakukan pelayanan seperti untuk Yesus. Orang yang terbebas dari kerasukan tersebut mengambil keputusan untuk mengikut Yesus, karena dia merasa berhutang besar dengan Yesus. Tidak ada hal yang lebih baik daripada mengikut Yesus. Tetapi Yesus memberikan tugas kepada orang tersebut supaya memberitahukan dan memberikan kesaksian apa yang sudah terjadi atas dirinya. Mengikut Yesus tidak harus selalu berada di samping Yesus secara fisik. Mengikut Yesus juga berarti melakukan firman-Nya dengan sungguh-sungguh dan taat kepada-Nya.

Memang sangat efektif jika orang-orang yang tahu kebenaran, kembali ke kampungnya masing-masing, supaya kampungnya pun mendapatkan berita Injil. Mungkin ada yang berkata sambil mengutip ayat Alkitab bahwa “seorang nabi tidak diterima di kampungnya sendiri.” Tetapi, yang perlu kita ketahui, kita diutus bukan sebagai nabi, tetapi sebagai pemberita Injil dan pemberita kesaksian bagi orang-orang yang pernah kenal dengan kita. Kalau bukan kita yang mengasihi kampung kita, siapa lagi? Apakah kita perlu menunggu orang lain untuk menjadi saksi di kampung kita?

Views: 51

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top