Jelajah PB 107 (Markus 5:1-20)

Di ayat ini kita bisa melihat bahwa mujizat Yesus benar-benar terjadi. Kita pun sebagai orang Kristen seharusnya sangat percaya dengan mujizat yang dilakukan oleh Yesus, baik pada waktu itu maupun sampai pada saat sekarang ini. Hanya saja, kita harus bisa membedakan, mana mujizat yang benar-benar dilakukan oleh Yesus (dan para rasul pada waktu itu) dengan mujizat yang sering didengung-dengungkan pada saat ini. Karena pada saat ini, dukun pun (yang tidak percaya kepada Yesus) bisa melakukan mujizat, bahkan mujizat yang menakjubkan juga.

Nabi Yesaya telah menubuatkan di kitab Yesaya 35:5-6, dikatakan bahwa akan terjadi mujizat pada saat sang Mesias datang ke dunia. Ini adalah nubuatan tentang kedatangan Mesias. Pada saat sang Mesias berada di bumi, maka Dia akan melakukan mujizat-mujizat. Dengan mujizat-mujizat itu, Yesus membuktikan diri bahwa Dia adalah Mesias.

Karena itu juga, Yesus berpesan bahwa pada saat akhir zaman, akan muncul mesias-mesias palsu yang akan melakukan mujizat juga. Mereka datang untuk menyesatkan orang dengan mujizat-mujizat yang dilakukan. Hal itu akan dilakukan dengan sangat dahsyat, sampai bisa menyesatkan orang pilihan juga. Setelah Yesus naik ke Sorga, Dia memberikan kuasa kepada para rasul untuk melakukan mujizat. Paulus menulis kepada jemaat di Korintus (2 Kor 12:12), dikatakan bahwa mujizat adalah bukti kerasulan. Jika kita berusaha untuk berpikir ulang ketika membaca ayat ini, jika mujizat adalah bukti kerasulan (utusan) Yesus Kristus, maka orang yang bukan rasul Yesus Kristus tidak melakukan mujizat. Itulah sebabnya tidak pernah diceritakan dalam Alkitab bahwa Timotius atau Silas atau Titus atau Barnabas melakukan mujizat.

Di dalam Kisah Para Rasul 2:43 dikatakan bahwa rasul-rasul yang melakukan banyak mujizat dan tanda. Jadi jelas, yang diberi kuasa untuk melakukan mujizat adalah para rasul. Karena itu, penafsiran yang lebih cocok untuk Markus 16:17 dan seterusnya, yang disebut orang-orang percaya di ayat tersebut lebih mengacu kepada para murid Yesus, bukan ditujukan kepada seluruh orang percaya di dunia ini.

Apakah orang yang bukan rasul bisa melakukan mujizat? Bisa. Itu terjadi pada Stefanus, dia melakukan mujizat meskipun bukan rasul. Tetapi pada dasarnya mereka tidak memiliki kuasa untuk melakukan mujizat. Hal itu yang juga terjadi pada kita saat ini. Kita sebenarnya tidak mempunyai kuasa untuk melakukan mujizat dari Tuhan. Tetapi kita mempunyai cara, yaitu berdoa. Ketika kita berdoa dan terjadi mujizat, bukan berarti kita mempunyai kuasa mujizat. Tetapi itu bisa kita percaya bahwa Tuhan sedang mendengar dan mengabulkan doa kita. Seringkali kita melihat bahwa para rasul bisa melakukan mujizat bahkan tanpa berdoa sekalipun. Mereka melakukan itu karena mereka diberi kuasa. Sedangkan kita pada saat ini, tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh para rasul. Sekali lagi, jika terjadi mujizat pada kita saat ini, bukan berarti kita mendapatkan kuasa untuk melakukan mujizat, tetapi karena Yesus mengabulkan doa kita dan mengizinkan mujizat itu terjadi pada hidup kita.

Adalah sebuah kesalahan jika pada suatu saat kita berdoa, kemudian Tuhan mengizinkan terjadi mujizat, lalu kita meng-claim bahwa kita diberi karunia mujizat. Kemudian kita mengadakan kebaktian kesembuhan yang akhirnya justru membuat nama Tuhan tidak dimuliakan, tetapi nama “penyembuh” itu yang terkenal sampai ke mana-mana. Kita berdoa, Tuhan yang memutuskan. Tidak ada garansi atau jaminan bahwa setiap orang yang kita doakan bisa sembuh.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top