Surat Paulus

Berpegang Teguh Pada Keyakinan (Jelajah PB 936)

Ibrani 10:19-26 Berdasarkan kematian Yesus Kristus, maka kita dengan penuh keberanian bisa masuk ke dalam tempat kudus. Karena itulah, maka setiap orang percaya adalah imam. Kita sudah tidak membutuhkan imam yang menjadi perantara kita dengan Yesus Kristus. Yesus telah membuka jalan baru bagi hidup kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri. Pemisah antara manusia dengan Bapa […]

Berpegang Teguh Pada Keyakinan (Jelajah PB 936) Read More »

Sulit Mengubah Pola Pikir (Jelajah PB 935)

Ibrani 10:11-18 Telah ditegaskan secara berulang-ulang bahwa korban yang dipersembahkan oleh para imam di dalam Perjanjian Lama, tidak dapat menghapuskan dosa. Semua itu hanya ibadah simbolik yang bertujuan untuk mengingat janji Tuhan akan datangnya Juruselamat bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Tetapi Yesus Kristus mengorbankan diri satu kali saja karena dosa. Selanjutnya Yesus

Sulit Mengubah Pola Pikir (Jelajah PB 935) Read More »

Bayangan Keselamatan (Jelajah PB 934)

Ibrani 10:1-10 Di dalam hukum Taurat, hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang. Hukum Taurat bukan hakikatnya. Hakikatnya adalah Tuhan Yesus Kristus. Sifat hukum Taurat adalah mengingatkan bahwa manusia berdosa dan perlu diselesaikan. Karena itulah perlu ada korban penyembelihan binatang sebagai simbol penghukuman atas dosa. Sedangkan dosa itu hanya bisa diselesaikan dengan cara

Bayangan Keselamatan (Jelajah PB 934) Read More »

Disalibkan Sekali Saja (Jelajah PB 933)

Ibrani 9:16-28 Umat manusia mendapat wasiat ketika Sang Juruselamat telah mati bagi seluruh umat manusia. Paulus menggambarkan dengan wasiat, karena Tuhan melalui Yesus Kristus telah membuat janji akan mengirim Juruselamat yang akan mati bagi umat manusia. Jika hal ini tidak terjadi, maka wasiat tidak berlaku. Karena itu, wasiat atau perjanjian itu harus disahkan dengan darah.

Disalibkan Sekali Saja (Jelajah PB 933) Read More »

Zaman Pembaharuan (Jelajah PB 932)

Ibrani 9:8-15 Di awal, ruang kudus dan maha kudus itu dibuat secara sederhana dalam bentuk kemah, supaya bisa dibongkar pasang, karena bangsa Israel pada waktu itu sedang dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Setelah bangsa Israel menetap di tanah Kanaan, pada saat pemerintahan raja Salomo, maka kemah tersebut dijadikan bangunan Bait Allah yang sangat megah. Semua

Zaman Pembaharuan (Jelajah PB 932) Read More »

Scroll to Top