Zaman Pembaharuan (Jelajah PB 932)

Ibrani 9:8-15

Di awal, ruang kudus dan maha kudus itu dibuat secara sederhana dalam bentuk kemah, supaya bisa dibongkar pasang, karena bangsa Israel pada waktu itu sedang dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Setelah bangsa Israel menetap di tanah Kanaan, pada saat pemerintahan raja Salomo, maka kemah tersebut dijadikan bangunan Bait Allah yang sangat megah. Semua itu adalah kiasan untuk masa sekarang ini. Korban-korban yang dipersembahkan tersebut sebenarnya tidak menyucikan dosa, karena baru simbol atau kiasan. Mereka harus melakukan itu sambil percaya terhadap kedatangan Juruselamat yang dijanjikan oleh Tuhan. Selain aturan tentang korban, ada juga aturan-aturan lain yang mengikutinya, seperti soal makanan atau soal pembasuhan. Semuanya itu adalah simbol atau kiasan.

Selama masih ada tirai yang memisahkan ruang kudus dengan ruang maha kudus, maka jalan untuk menghadap Tuhan belum terbuka. Tirai itu terkoyak pada saat pembaharuan, yaitu pada saat Yesus Kristus tiba sebagai Mesias dan disalibkan. Ibadah simbolik sendiri sebenarnya sudah berakhir sejak Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang menyelamatkan dunia. Lukas 16:16a dikatakan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes.” Di dalam Matius 11:13 dikatakan, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes.” Karena itulah, khotbah Yesus di bukit menekankan kesucian hati, bukan kesucian badan.

Di zaman pembaharuan, Kristus datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang. Tuhan Yesus Kristus telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia. Kemah yang lebih sempurna ini adalah surga. Kemah yang diperintahkan oleh Tuhan untuk dibuat oleh Musa adalah gambaran keadaan di surga, di mana Tuhan berada di tempat maha kudus. Tuhan Yesus sudah masuk ke ruang maha kudus yang sempurna itu. Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan, atau hal-hal lain dalam bentuk penyucian secara lahiriah.

Penebusan ini tidak ada urusan dengan Iblis. Penebusan adalah urusan antara manusia dengan Tuhan. Tuhan tidak menebus manusia dari Iblis. Tuhan menebus dosa manusia, supaya manusia bisa bersatu kembali dengan Tuhan. Dosa itu menjadi satu-satunya penghalang bagi manusia untuk bertemu dengan Tuhan. Sifat kemahakudusan dan kemahaadilan Tuhan menuntut penghukuman atas dosa. Penebusan dilakukan dengan cara Yesus Kristus mengenakan tubuh manusia dan menyerahkan diri untuk menggenapi penghukuman atas dosa tersebut. Di dalam Yesus Kristus, kita kudus di hadapan Bapa.

Tuhan Yesus Kristus menjadi pengantara antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Manusia Perjanjian Lama selamat melalui percaya kepada Juruselamat yang akan datang, manusia Perjanjian Baru selamat melalui percaya kepada Juruselamat yang sudah datang. Tanpa Yesus Kristus, orang-orang di Perjanjian Lama tidak akan diselamatkan. Nuh berjasa terhadap Adam, karena jika pada akhirnya di zaman Nuh semua manusia binasa, maka Adam dan keturunan sampai Nuh, mereka tidak akan selamat meskipun telah melakukan ibadah simbolik.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top