Ibrani 10:1-10
Di dalam hukum Taurat, hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang. Hukum Taurat bukan hakikatnya. Hakikatnya adalah Tuhan Yesus Kristus. Sifat hukum Taurat adalah mengingatkan bahwa manusia berdosa dan perlu diselesaikan. Karena itulah perlu ada korban penyembelihan binatang sebagai simbol penghukuman atas dosa. Sedangkan dosa itu hanya bisa diselesaikan dengan cara beriman atau percaya kepada Juruselamat yang akan datang, yang telah dijanjikan oleh Bapa di surga, yaitu melalui Yesus Kristus. Hukum Taurat tidak bisa menyempurnakan manusia. Korban yang sama dilakukan setiap tahun untuk mengingatkan ketidaksempurnaan manusia.
Jika dengan menyembelih binatang untuk dikorbankan bisa menyucikan dosa, maka sekali dilakukan seharusnya dosa orang tersebut sudah beres. Tetapi korban sembelihan itu ternyata diulang-ulang di Perjanjian Lama, karena memang berfungsi sebagai simbol untuk mengingatkan manusia akan dosa dan pelanggaran mereka. Tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena Tuhan yang maha kasih, maka Ia berjanji akan kirim Juruselamat, yang akan dihukum menggantikan manusia yang seharusnya mendapatkan hukuman mati. Sementara menantikan kedatangan Sang Juruselamat itu, maka orang-orang di Perjanjian Lama melakukan ibadah simbolik yang memperingatkan kita kepada Juruselamat tersebut.
Ketika Yesus datang sebagai manusia, maka tidak perlu lagi korban. Yesus telah menjadi manusia, memiliki tubuh, yang disediakan untuk menjadi korban yang sesungguhnya. Tubuh itu adalah gambar Tuhan. Sama seperti penciptaan manusia di awal bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan, sedangkan Yesus adalah gambar Tuhan. Di dalam Kolose 1:15 dikatakan, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.” Dengan kata lain, manusia diciptakan sesuai dengan gambar Yesus Kristus.
Karena itu, hari ini kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban, karena semua telah digenapi oleh Yesus Kristus. Tuhan sendiri sudah tidak berkenan dengan korban persembahan itu. Yesus juga menyatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi semua nubuatan para nabi. Nama-Nya telah tertulis di dalam kitab-kitab para nabi. Dia datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa di surga. Kehendak Bapa adalah supaya Yesus Kristus datang untuk dihukumkan untuk menanggung dosa seisi dunia.
Sekali lagi, karena ibadah simbolik tidak berlaku lagi, maka semua jenis korban, termasuk korban penghapusan dosa, tidak dikehendaki lagi oleh Tuhan. Semuanya itu tidak berkenan di hadapan-Nya dan kita pun tidak berkenan jika tetap melakukan itu, meskipun semua hal itu dipersembahkan menurut hukum Taurat. Yesus Kristus datang untuk menghapuskan semua korban-korban yang simbolik itu untuk mengorbankan diri-Nya. Karena itu saat ini di gereja kita tidak mendirikan mezbah, tidak juga menyembelih korban dan membakarnya di depan gereja.
Karena kehendak Tuhan, maka kita telah dikuduskan, satu kali untuk selama-lamanya, oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus, semua dosa seluruh isi dunia ditanggung-Nya, dari dosa Adam sampai manusia terakhir. Ketika kita percaya kepada Yesus, maka kita percaya bahwa Yesus telah menggantikan kita untuk dihukum dan kita menggantikan Yesus untuk hidup, sesuai dengan kehendak-Nya.
Views: 25