Yesus Naik Ke Surga

Kisah Para Rasul 1:6-11; Yohanes 3:13

Di dalam Alkitab, ada dua tokoh yang tidak mengalami kematian tetapi diangkat oleh Tuhan ke Surga, yaitu Henokh dan Elia. Henokh hidup bergaul dengan Tuhan, lalu ia tidak ada lagi, karena ia telah diangkat oleh Tuhan (Kej 5:24). Karena iman Henokh diangkat, supaya ia tidak mengalami kematian (Ibr 11:5). Elia saat dalam perjalanan, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi dan Elia naik ke Surga dalam badai (2 Raja 2:11). Dua tokoh ini paling tidak menggambarkan bahwa memang ada kehidupan yang lain, selain di bumi ini. Alkitab mengatakan bahwa kehidupan itu ada di Surga.

Berbeda dengan Yesus, Ia mengalami kematian sebagai manusia. Anak Yusuf dan Maria itu sudah mati secara manusia di kayu salib untuk menanggung dosa seluruh umat manusia di dunia ini. Semua manusia, dari zaman Adam sampai nanti manusia terakhir yang terlahir di dunia ini, mendapatkan kesempatan untuk diselamatkan oleh Kristus. Karena itu, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, maka Yesus Kristus bukan lagi anak Maria, tetapi Tuhannya Maria. Setelah Yesus bangkit dan menggunakan tubuh kemuliaan, maka Ia naik ke Surga, kembali kepada kemuliaan-Nya.

Ada kematian dan ada kenaikan ke Surga. Kita semua akan mengalami kematian. Kematian adalah peristiwa yang pasti. Kita tidak bisa melarikan diri dari kematian dan tidak bisa mewakilkan kematian kepada orang lain. Setiap kita harus menghadapinya secara pribadi. Tetapi sebagai orang percaya, kita patut bersyukur bahwa kematian ternyata bukan akhir dari hidup kita. Kematian menjadi cara untuk membawa kita dari dunia yang fana menuju ke kehidupan di Surga yang kekal.

Dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus (Yohanes 3), Yesus mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang telah naik ke Surga, selain dari pada Dia yang telah turun dari Surga, yaitu Anak Manusia (ayat 13). Kenaikan Yesus Kristus dengan naiknya Henokh serta Elia jelas berbeda. Henokh dan Elia tidak bisa mengontrol kenaikan mereka ke Surga, karena Tuhan yang membuat mereka bisa naik ke Surga. Sedangkan Yesus Kristus, Ia melakukan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, karena Ia memiliki kuasa itu. Setelah Ia bangkit dari kematian, maka Yesus kembali kepada kemuliaan-Nya yang maha besar dan kekal. Ini adalah beberapa peristiwa yang di luar nalar manusia.

Kenaikan Yesus Kristus juga berkaitan dengan keselamatan, bukan hanya sekedar pembicaraan naik ke Surga. Yesus Kristus naik ke Surga dari satu tempat di Bukit Zaitun, dekat Betania (Lukas 24:50), yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem (Kis 1:12). Seperjalanan Sabat adalah aturan jarak yang diizinkan hukum Yudaisme pada waktu itu: orang diperbolehkan melakukan perjalanan di hari Sabat maksimal 1.828 meter, supaya tidak melanggar kekudusan hari itu.

Yesus Kristus kembali ke Surga karena pelayanan-Nya di dunia sudah selesai. Bapa telah mengirimkan Anak-Nya ke dunia dan sekarang Anak-Nya kembali kepada Bapa. Misi Yesus Kristus di dunia sudah selesai, sehingga ia kembali kepada kemuliaan surgawi. Kemuliaan Yesus pernah dinyatakan kepada Petrus, Yohanes dan Yakobus, saat Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan Musa dan Elia di atas sebuah gunung yang tinggi (Mat 17:1-9). Yesus Kristus kembali ke Surga untuk menyiapkan tempat bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Yoh 14:2). Kenaikan Yesus Kristus juga memberi pola untuk kedatangan-Nya untuk kedua kali nanti. Ia akan datang kembali dengan cara yang sama untuk membangun kerajaan-Nya.  

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top