Matius 16:18-19
Di dalam kisah ini Yesus ingin mendengar respon dari para murid tentang diri-Nya. Setelah Tuhan Yesus beberapa waktu memberikan pengajaran tentang Kerajaan Tuhan dan keselamatan ke berbagai tempat, maka ia ingin mendengar respon dari para murid. Bukan berarti Yesus tidak tahu respon para murid dan orang-orang yang pernah diajar-Nya. Tetapi Yesus ingin mereka memperkatakan apa yang mereka ketahui dan yakini. Pertanyaan Yesus dimulai dari “kata orang, siapa Dia.” Setelah itu Yesus bertanya, “siapa Dia menurut para murid.” Orang lain menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis atau seperti para nabi yang lain. Jawaban para murid, terutama Simon bin Yunus mengatakan bahwa Dia adalah Mesias.
Ini termasuk jawaban di luar dugaan. Ratusan tahun bangsa Yahudi menantikan Mesias. Tua-tua Yahudi tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias. Karena itu Yesus memberi tanggapan dengan mengatakan bahwa Simon disebut berbahagia karena jawabannya adalah anugerah dari Bapa di Surga. Sebenarnya ke-Mesias-an Yesus sudah dinyatakan kepada banyak orang, terutama melalui pengajaran serta mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Tetapi yang berani mengakui dan bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias, hanya para murid. Para tua-tua Yahudi sebenarnya tahu, tetapi mereka tidak mau mengakuinya.
Secara pribadi, Yesus memberi tanggapan kepada Simon yang kemudian disebut oleh Yesus sebagai Petrus (Yun: petros, batu besar). Tidak mudah untuk menyandang nama Petrus, karena pada akhirnya Simon Petrus terbawa pengaruh Iblis untuk menyangkal Yesus Kristus. Tetapi pada akhirnya ia bertobat serta menyerahkan hidupnya untuk memberitakan Injil dan mengajar. Selanjutnya Yesus memberikan sebuah janji bahwa Ia akan mendirikan jemaat-Nya di atas batu karang (Yun: petra). Petros berbeda dengan petra. Yesus tidak mendirikan jemaat-Nya di atas Petrus, tetapi di atas batu karang yang adalah Yesus sendiri (bdg. 1 Kor 10:4).
Kepada jemaat dijanjikan bahwa alam maut tidak akan menguasai jemaat yang dibangun oleh Yesus Kristus. Karena jemaat dibangun di atas Mesias (Yun: Kristos, Dia yang diurapi), maka jemaat menjadi kuat. Sang Mesias sendiri telah bangkit mengalahkanmaut, sehingga alam maut tidak mampu menguasai Dia dan milik kepunyaan-Nya. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang dialami oleh jemaat (atau gereja) sejak awal. Tetapi sampai hari ini, jemaat tetap kokoh berdiri, menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, menjadi garam dan terang bagi dunia ini.
Kepada Petrus, lalu kepada jemaat, Yesus Kristus memberikan kunci Kerajaan Surga. Pada waktu itu bangsa Yahudi yang dianggap sebagai pemegang kunci Kerajaan Surga. Bangsa Yahudi menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, supaya bangsa-bangsa lain bisa mengenal Bapa melalui mereka. Tetapi ternyata bangsa Yahudi dan para pemimpinnya tidak berfungsi dengan baik. Karena itulah Yesus memberi wewenang kepada gereja untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Tugas pemegang kunci Kerajaan Surga adalah memberitakan Injil dan memberikan pengajaran. Petrus dipakai oleh Tuhan sejak peristiwa Pentakosta. Dari khotbahnya, ada orang-orang yang akhirnya bertobat dan memberi diri dibaptis.
Hari ini setelah Petrus tidak ada lagi di dunia, maka tugas itu diberikan kepada jemaat (gereja). Kitalah yang memiliki tugas untuk memberitakan Injil dan mengajarkan firman Tuhan. Hari ini, secara pribadi kita seringkali diperhadapkan dengan tantangan zaman yang tidak mudah, karena dunia semakin ingin menjauhkan kita dari Yesus Kristus. Sebagai komunitas kejemaatan, banyak orang yang semakin tidak mempedulikan orang lain, karena kesibukan masing-masing. Dengan adanya gereja, kita “dipaksa” untuk saling memperhatikan. Jika tidak ada gereja, kita akan susah untuk saling memperhatikan. Kita juga akan susah untuk menjadi saksi bagi orang lain.
Views: 7