Memberi Tumpangan (Jelajah PB 947)

Ibrani 13:1-3

Firman Tuhan mengajak kita untuk memelihara kasih persaudaraan. Yang menjadi saudara kita adalah orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali, di manapun mereka berada. Kita yang sudah diselamatkan akan bersama-sama pergi menuju ke surga. Nanti kita akan tinggal bersama-sama dengan mereka, untuk selama-lamanya. Kita sama-sama anak Tuhan, karena itulah kita disebut sebagai saudara, di dalam Tuhan. Dalam hal ini, pengajaran atau keyakinan mengenai keselamatan harus sesuai dengan Alkitab. Jika pengajaran dan keyakinan tentang keselamatan sudah berbeda, maka mereka akan sulit untuk dilahirkan kembali.

Sesuai dengan pengajaran Alkitab dan keyakinan kita, orang bisa dilahirkan kembali dengan cara bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tidak ada cara lain untuk dilahirkan kembali. Orang bisa bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, jika kepadanya diberitakan Injil yang benar. Jika pengajaran tentang keselamatan menyimpang, orang tersebut hanya bisa menjadi orang Kristen (secara status), tetapi tidak dilahirkan kembali. Orang-orang Kristen seperti itu bisa kita anggap sebagai teman, bukan sebagai saudara. Kita memang harus baik kepada semua orang. Tetapi kita juga patut menyadari serta bisa membedakan, mana teman dan mana saudara. Di dalam satu jemaat, hubungan kita bukan hanya sekedar satu saudara, tetapi sesama anggota tubuh Kristus. Dalam satu tubuh Kristus, harusnya lebih saling mengasihi.

Kita juga diminta untuk memberi tumpangan kepada orang, karena ada yang melakukan demikian ternyata mereka telah menjamu malaikat-malaikat. Mungkin yang dimaksud oleh Paulus adalah kisah Lot yang menjamu tamu-tamunya dan ternyata itu adalah malaikat. Abraham juga demikian, pernah menjamu tamunya yang adalah malaikat, bahkan menjamu Kristofani (sosok Tuhan Yesus dalam Perjanjian Lama). Di zaman dulu, banyak orang bepergian dan seringkali kemalaman diperjalanan. Mereka biasanya akan memasang tenda atau menumpang di rumah orang. Di zaman modern ini, kita perlu berhati-hati dalam memberi tumpangan. Kita harus tahu benar-benar siapa yang akan menumpang di rumah kita.

Pada prinsipnya, menerima orang untuk menginap atau tinggal sementara di rumah itu baik. Sebenarnya, hanya keluarga yang harmonis saja yang siap untuk memberi tumpangan kepada orang lain. Ketika kita membuka diri untuk memberi tumpangan kepada orang lain, maka kita sedang membuka diri juga terhadap kehidupan kita. Orang tersebut akan tahu situasi rumah kita serta suasana hati kita. Mereka juga akan tahu kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan, meskipun mereka hanya sebentar saja menumpang. Ketika kita memberi tumpangan, kita juga sedang memberi kesaksian tentang keluarga kita serta Tuhan.

Paulus juga menyadarkan kita bahwa sebenarnya kita ini adalah orang yang layak untuk dihukum. Karena itu, kita perlu berdoa untuk orang-orang yang dihukum atau sedang menderita karena kebenaran. Tidak ada salahnya juga kita berdoa atau berkunjung kepada orang-orang yang dihukum karena kesalahan mereka. Kita bisa memberi kesaksian dan pengajaran, supaya mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan. Di dalam Alkitab ada orang hukuman seperti Onesimus yang akhirnya bertobat karena mendengar Injil yang disampaikan oleh Paulus di dalam penjara.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top