Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan (Mat 5:7).
Jika dilihat secara lebih mendalam sesuai dengan bahasa aslinya (eleemones), murah hati terdiri dari beberapa hal yang harus terpenuhi: bisa melihat penderitaan orang lain dari sudut pandang orang tersebut, bisa ikut merasakan penderitaan tersebut atau merasa bersama-sama dengan orang yang menderita, serta ada tindakan melakukan sesuatu untuk menolong orang tersebut.
Orang yang murah hati biasanya lebih mudah tergerak oleh belas kasihan dan rela untuk menolong. Orang-orang ini menolong orang lain dengan tulus, bukan untuk mencari pertemanan atau untuk mencari keuntungan. Pertolongannya benar-benar dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Yang perlu dihindari adalah memberi pertolongan atau bermurah hati yang keliru, yang bisa menyebabkan kerugian bagi orang yang ditolong. Contoh: memberi uang kepada orang malas, memberi pinjaman uang atau barang yang digunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, mengantar orang pergi berdukun, orang tua yang tidak menindak anaknya yang bersalah. Murah hati yang tidak tepat justru akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Beberapa hal atau sikap yang akan terjadi pada orang yang murah hati:
- Tidak mudah menghakimi orang lain. Sebenarnya tidak ada larangan untuk menghakimi, kalau mempunyai dasar untuk menghakimi (Matius 7:1-2). Tetapi kalau tidak mempunyai dasar untuk menghakimi, sebaiknya tidak perlu menghakimi, karena penghakiman itu akan berbalik. Tetapi kalau mempunyai dasar dan keberanian, lakukanlah, supaya bisa menyatakan kesalahan dan bisa diperbaiki. Sebelum menghakimi (menentukan sikap) terhadap sesuatu, carilah data dan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagi pihak, terutama dari pihak yang sedang bermasalah.
- Bisa mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, apapun kesalahannya dan sebesar apapun kesalahan tersebut. Mengampuni belum tentu bisa melupakan. Mungkin kita masih ingat masalah yang pernah terjadi, tetapi ketika mengingat hal tersebut, hati kita tidak sakit, berarti kita sudah bisa mengampuni. Karena kalau kita tidak bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita, Tuhan pun tidak akan mau untuk mengampuni kita. Mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:21-22). Tidak ada gunanya orang hidup dalam kebencian, karena akan menghancurkan hidup kita, cepat atau lambat.
- Tidak berdiam diri saat ada orang yang mengalami kesusahan. Walaupun seringkali kemurahan hati kita disalahgunakan oleh orang dan kelihatan konyol. Tetaplah menolong orang dengan ikhlas sambil terus meminta hikmat dari Tuhan supaya tidak bermurah hati yang keliru.
- Kemurahan hati kita tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi sesama kita yang kita tolong, tetapi juga bagi diri kita sendiri (Ams 11:17, 28:27)
Jadi, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36). Kalau kita menyadari betapa besar, banyak dan tidak terbatasnya kemurahan hati Tuhan atas kita, maka seharunya kita pun mencerminkan sikap hati yang sama seperti Tuhan. Cerminan itu harus bisa terlihat atau dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita, sehingga mereka bisa mengenal pribadi Tuhan lewat kesaksian hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Referensi ayat:
Matius 7:1-2, Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mat 18:21-22, Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Ams 11:17, Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.
Ams 28:27, Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.
Views: 3