Matius 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Kemiskinan artinya ketidakpunyaan, kesengsaraan dan penderitaan. Karena itu, orang yang miskin (tidak mampu) harus berjuang sekuat tenaga untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang kurang. Kata “miskin di hadapan Allah” ini bukan berarti sangat miskin secara materi. Kata ini ditujukan kepada mereka yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati “meminta sedekah” agar kerajaan Allah ada di dalam hati dan kehidupan mereka. Yesus mengatakan hal ini karena ingin mengajarkan bahwa hanya Tuhan saja yang bisa memberikan kecukupan kepada kemiskinan umat-Nya, sebab Tuhan adalah sang Juruselamat.
Kata “miskin” digunakan oleh Yesus untuk mengajar dan menyadarkan umat-Nya bahwa mereka bisa hidup hanya karena anugerah dari Tuhan. Demikian juga dengan kita, harus bisa menyadari bahwa “berkat” itu diberikan sesuai dengan kemauan Sang Pemberi, bukan sesuai dengan keinginan kita. Walaupun demikian, kita masih diberi kesempatan untuk meminta, tentu bukan meminta dengan paksa.
Paling tidak ada empat pengertian dari kata “miskin” tersebut:
- Miskin secara materi. Kita bisa memperhatikan perbedaan antara orang yang beriman tetapi tidak mampu secara materi dengan orang yang tidak beriman. Yang membedakannya adalah ucapan syukur.
- Miskin dalam hal martabat. Orang seperti ini kehidupannya sering merugikan orang lain. Bermartabat atau tidak seseorang ditentukan oleh motivasi dalam hidupnya.
- Miskin pengetahuan. Hal ini bisa terjadi pada orang-orang yang malas belajar, termasuk malas belajar firman Tuhan. Tanpa pengetahuan Alkitab yang benar, maka orang Kristen tidak akan tahu maksud Tuhan dalam kehidupannya.
- Miskin karena sadar bahwa segala sesuatu adalah kepunyaan Tuhan. Dia juga akan sadar bahwa segala sesuatu yang ada padanya adalah berkat dan anugerah Tuhan. Kesadaran ini akan membawa seseorang untuk rajin dalam bekerja, rendah hati, suka belajar firman dan menjadi pelaku firman, serta kehidupannya mempermuliakan nama Tuhan.
Jadi, orang yang miskin dihadapan Tuhan adalah orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri. Mereka sadar bahwa mereka memerlukan anugerah dan kasih karunia dari Tuhan. Penekanannya lebih kepada kebutuhan rohani. Jika seseorang terpuaskan rohaninya, maka kepuasan jasmani juga akan terpenuhi. Hal inilah yang seringkali kurang dimengerti oleh banyak orang.
Tuhan menghendaki kita miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Ketika kita miskin di hadapan Tuhan, berarti kita sadar bahwa kita memerlukan Tuhan untuk memberikan kekuatan dan berkat dalam hidup kita. Kita juga menyadari bahwa kehidupan kita sepenuhnya merupakan belas kasihan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 5